Komnas HAM Soroti Kasus Perundungan di Dunia Pendidikan

Kasus bullying atau perundungan terhadap anak, hingga saat ini masih terus ada, terutama dikalangan pelajar atau dunia pendidikan. Ketua Komnas HAM RI, Ahmad Taufan Damanik, juga menyoroti tajam kasus perundungan di dunia pendidikan. Bahkan kasus perundungan terhadap anak ini juga akan menjadi topik bahasan dalam rangkaian kegiatan Festival HAM 2021 yang diadakan di Kota Semarang.


Ahmad mengatakan jika perundungan terhadap anak dalam dunia pendidikan merupakan suatu kasus yang serius yang harus diselesaikan dengan baik. Pasalnya, jika kasus perundungan terus-terusan terjadi, maka akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan mental psikologis seorang anak. Hal ini yang menurut Ahmad harus ada peraturan tertulis untuk mengantisipasi hal tersebut terjadi.

"Saya kira masih banyak orang yang tidak menyadari kalau kasus perundungan pada anak tidak menjadi persoalan serius, padahal perundungan ini bisa berdampak negatif terhadap mental dan psikologis si anak," kata Ahmad, Rabu (17/11).

Dalam Festival HAM 2021 akan dibahas lebih detail terkait dengan perundungan anak. Kota Semarang yang dianggap sudah memiliki cara penanganannya akan dijadikan role model dalam pembahasan bullying ini.

"Di kota Semarang Dinas Pendidikan sudah membuat mekanisme penyelesaian masalah perundungan. Melalui tata kelola di sekolah-sekolah. Kalau ada kasus perundungan bisa ada penyelesaian. Nasional tidak banyak pendidikan yang bikin begitu, tidak  banyak kota. Ini bisa jadi contoh baik dan dipelajari daerah lain," ungkapnya.

Ahmad menyebut akan ada sesi khusus bagi Kota Semarang untuk mempresentasikan pengalamannya dalam mengatasi kasus perundungan. Nantinya berbagi pengalamanan ini diharapkan bisa diikuti oleh daerah lain termasuk dari luar negeri.

Sementara itu, Wali Kota Semarang,  Hendrar Prihadi, mengatakan pihaknya memang berupaya melakukan pencegahan Bullying di sekolahan. Berbagai kampanye anti perundungan dilakukan bahkan tahun 2018 lalu David Beckham juga melakukan kampanye anti perundungan bersama UNICEF.

"Kan ada di sekolah kita (gerakan anti perundungan). Pas David Beckham datang ke SMPN 33 itu kan ada juga sekolah anti bullying," kata Hendi.

Ia menjelaskan gerakan anti perundungan di sekolah itu merupakan gerakan bersama sehingga ada sebuah tim yang saling mengawasi agar sekolah menjadi tempat nyaman bagi siswa.

"Saling mengawasi, jadi ada adik-adik dulu sebelum covid ada adik-adik ada  yang semua terlibat  satu dengan yang lain mengawasi, tidak  boleh ada kawannya yang lakukan bully lisan maupun fisik. Kalau ada akan diselesaikan oleh tim itu. Mereka tahu harus apa. Jadi benar-benar menjunjung tinggi kebersamaan untuk menuntaskan peraoalan bullying di sekolah," jelas Hendi.