KPPG dan HWK Karanganyar Gelar Pendidikan Politik Bagi Perempuan Milenial 

Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) dan Himpunan Wanita Karya (HWK) Karanganyar menggelar pendidikan politik bagi perempuan milenial Partai Golkar secara terbatas, Rabu (22/9).


Dialog menghadirkan Sekar Krisnauli tim pendiri organisasi Kisah Kasih, kemudian Mazda Putri Amelia Anggota DPRD Probolinggo dari Fraksi Golkar. Juga politisi muda Golkar Ilyas Akbar Almadani, yang sekaligus Ketua DPD Partai Golkar Karanganyar. 

Pendidikan politik yang dikemas dalam dialog dan tanya jawab ini memaparkan tentang pentingnya berpolitik bagi wanita dan milenial. 

Agar bisa memberi nilai tambah dalam rangka pemberdayaan politik perempuan partai Golkar dan meningkatkan kualitas kader perempuan partai golkar dalam kerja  politik kedepannya.

Mazda Putri Amelia Anggota DPRD Probolinggo dari Fraksi Golkar, dalam paparannya sampaikan untuk mengajak kaum perempuan dan milenial yang apatis terhadap politik tidaklah mudah. Perlu pendekatan secara langsung dan berkesinambungan.  

Mereka, lanjut Mazda harus mendapatkan pemahaman apa dan bagaimana sebuah politik. Termasuk alasan pentingnya mereka masuk dalam dunia politik. Dan jangan lelah untuk memberikan pemahaman agar masyarakat menyadari sehingga tidak bersikap apatis. 

"Dengan memberikan pemahaman akan bisa membuka pola pikir masyarakat agar lebih melek politik. Adalah tugas kita berjuang agar mereka sadar politik dan melek politik," jelasnya kepada para peserta. 

Sekar Krisnauli, seorang aktifis sosial yang juga alumni Batch 1 Golkar Institute menambahkan mereka yang apatis terhadap politik karena masyarakat terkadang hanya melihat pemberitaan di media terkait sesuatu hal yang tidak baik.

"Padahal ada juga politisi yang melakukan hal-hal yang positif. Karena tidak semua politisi tidak baik. Itu tergantung personal masing-masing," imbuhnya.  

Sayangnya, karena kurang imbang dalam pemberitaan membuat  masyarakat cenderung melihat hal-hal yang negatif saja.

Putri bungsu politisi senior Golkar, Akbar Tanjung ini juga melihat bahwa pendidikan politik yang mengakar sampai ke bawah sangatlah minim. Pelajar SMP atau SMA juga belum tentu memahami apakah itu politik.  

"Sehingga kita perlu perbanyak diskusi dan diialog, agar lebih memahami apa sebenarnya yg dibutuhkan oleh rakyat," paparnya.  

Ilyas Akbar Almadani menambahkan untuk menarik wanita dan milenial masuk dalam dunia politik memang perlu memperbanyak acara yang bisa membuat mereka tertarik untuk untuk mencalonkan diri sebagai caleg, khususnya untuk perempuan.

"Karena jika mereka terlibat langsung dengan politik mereka bisa merumuskan kebijakan yang dapat diperjuangkan nantinya di parlemen," pungkasnya.