Kunjungan Wisatawan ke Candi Borobudur Mulai Pulih

Tingkat kunjungan wisatawan ke Taman Wisata Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, selama libur Lebaran 2022 relatif tinggi.


General Manajer Candi Borobudur, Aryono Hendro Malyanto, mengatakan, keramaian kunjungan wisatawan pada Lebaran kali ini merupakan indikator mulai pulihnya dunia pariwisata di kawasan Borobudur.

"Memang dari segi jumlah masih jauh di bawah tahun-tahun sebelum pandemi. Tetapi sudah jauh lebih baik dibanding masa libur Natal dan Tahun Baru lalu," katanya, Minggu (08/05/2022).

Dia menyampaikan, angka kunjungan mulai menurun sejak Jumat (06/05/2022) sebanyak 21.738 orang, dan Sabtu (07/05/2022) sekitar 16.000 orang. Disusul Minggu (08/05/2022), tinggal di kisaran 7.000-8.000 orang.

"Penurunan jumlah pengunjung hari ini jauh di bawah perkiraan saya. Semula saya kira, angkanya masi sama seperti Sabtu kemarin," ujar Aryono.

Jumlah pengunjung makin berkurang. Meski masa libur diperpanjang, tetapi karyawan swasta maupun pegawai negeri tentu butuh persiapan untuk masuk kerja.

Dua menyebut, puncak kunjungan wisatawan terjadi pada H+2, Kamis (05/05/2022) yakni, 31.089 orang. Tapi masih jauh di bawah puncak kunjungan libur Lebaran 2019, yang mencapai 53.386 orang. 

Kunjungan wisatawan terasa meningkat mulai Lebaran hari kedua Selasa (03/05/2022) mencapai 16.537 pengunjung. 

Naik dibanding Lebaran hari pertama, Senin (02/05/2022) jumlah pengunjung hanya 6.785 orang.

Pada Rabu (04/05/2022) naik menjadi 27.332 orang dan puncaknya Kamis (05/05/2022) mencapai 31.089 orang, terdiri dari 31.050 orang wisatawan nusantara (wisnu) dan 39 wisatawan mancanegara (wisman).

Menurut dia, kondisi tahun ini sudah lebih baik dibanding selama dua kali Lebaran terakhir. 

Hal itu sejalan terus membaiknya kondisi pandemi sejak menjelang Ramadhan lalu. Fakta ini menjadi sinyal positif bagi bangkitnya aktifitas dunia pariwisata di kawasan Borobudur.

Kebijakan pemerintah melonggarkan masyarakat untuk mengakses lokasi wisata telah memberi dampak positif. Yakni, membuka harapan baru bakal membaiknya kondisi ekonomi yang sempat terpuruk akibat pandemi.

Aryono mengakui, hingga kini memang belum ada kepastian kapan pengunjung boleh naik candi. Keinginan untuk bisa bernostalgia naik ke monumen megah warisan Dinasti Wangsa Syailendra tak bisa terwujud.