Lansia di Banyubiru Enggan Pulang ke Rumah Pascagempa

Warga lanjut usai (lansia) di Desa Banyubiru, Kabupaten Semarang enggan kembali ke rumah akibat trauma pascagemba kemarin.


Kepala Desa Banyubiru, Anggoro Siswaji mengatakan, para lansia banyak memilih berlindung di sebuah gubug, pondok kecil atau tenda sederhana. 

"Pasca gempa, kita mendapatkan 16 lansia di desa kami mengalami traumatik. Bahkan, karena masih adanya gempa susulan mereka memiliki meninggalkan rumah dan berlindung di bangunan-bangunan kecil seperti gubug atau tenda dibuat secara sederhana," ungkap Anggoro Siswaji kepada RMOLJateng, Senin (25/10). 

Ia menuturkan, dari total 8.479 jiwa warga Banyubiru dengan jumlah kepala keluarga mencapai 3.500 tersebar di sembilan dusun, 51 RT dan 14 RW. Sekitar 15 persen diantaranya adalah lansia. 

Pemdes Banyubiru akan menangani secara khusus seperti bantuan dari trauma centre. 

"Kami akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Semarang, dalam hal ini OPD terkait untuk bisa membatu mencari solusinya. Sehingga, trauma yang dialami warga kami perlahan dapat teratasi," imbuhnya. 

Sementara, dari patroli dilakukan Pemdes Banyubiru dengan pihak-pihak terkait lainnya sejak Jumat (23/10) masih ada sebagian warga bertahan di luar rumah dan lebih banyak istirahat di tenda-tenda yang didirikan sekitar pekarangan.