Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian (Lemkapi) Edi Hasibuan berpendapat, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian sering menghadiri kegiatan ormas dan bertemu dengan tokoh Islam merupakan tugas Polri yang menyangkut keamanan.
- Prabowo-Gibran Janjikan Akses Internet Lebih Merata
- Tegas Berantas Korupsi, Komunitas Milenial Sumbar Dukung Firli Bahuri Maju Capres 2024
- Mantan Bupati Karanganyar Diprediksi Lolos ke Senayan
Baca Juga
Edi mengapresiasi langkah Kapolri tersebut sebagai upaya menciptakan keamanan dan ketertiban di tanah air.
"Dia ajak masyarakat menjaga keamanan. Sebab kalau tidak aman, maka Polri disebut masyarakat tidak bekerja," kata Edi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (19/3).
Sambung Edi, siang dan malam Kapolri terus menjalin silaturrahmi kepada tokoh dan ormas Islam. Dalam kesempatan itu, Tito menyampaikan pandangannya komprehensif bagaimana mengatasi kemiskinan, potensi perpecahan hingga cara memperbaiki Indonesia dari keilmuan yang dia miliki.
Sehingga, tambah Edi, satu hal yang wajar jika kemudian ada sebagian publik menganggap Tito layak jadi calon wakil presiden (Cawapres) untuk mendampingi Jokowi. Apalagi, nama Tito di beberapa lembaga survei cukup tinggi sebagai salah satu Cawapres potensial.
"Kapolri memang sangat layak jadi Wapres. Jika Tito disandingkan dengan Jokowi, sangat pas," ujar Edi.
"Tito dikenal pintar dan intelek serta pekerja keras," tambah Edi menekankan.
Namun sayangnya, lanjut dia, Tito tidak memiliki niat untuk terjun ke dunia politik, alumnus Akpol 1987 itu lebih memilih jadi guru dan dosen atau pun menjadi pembicara di berbagai forum baik nasional maupun internasional.
"Kesederhanannya yang tidak serakah terhadap kekuasaan membuat masyarakat banyak menyukainya," demikian Edi.
- Megawati Jadi Ganjalan Demokrat Dukung Jokowi
- Dialog 5 Rektor HPN dan HUT Ke-78 PWI: Fanatisme pada Pemimpin Itu Boleh Tapi Harus Lebih Cintai Indonesia.
- PKS Pastikan Kadatangan Anies Baswedan ke Salatiga Diterima dengan Persaudaraan