Lizz Truss Terpilih PM Inggris

Inggris akhirnya memiliki pemimpin baru. Liz Truss telah terpilih untuk menduduki jabatan Perdana Menteri, usai Boris Johnson mengundurkan diri.


Berdasarkan hasil pemilihan yang dilakukan oleh Partai Konservatif pada Senin (5/9), Truss mendapatkan 57 persen suara. Sementara saingannya, mantan menteri keuangan Rishi Sunak, mendapat 42,7 persen, dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL. 

Pemilihan sendiri berhasil mengumpulkan sekitar 142 ribu suara, dengan Truss mendapat 81 ribu suara. Itu adalah proporsi terendah yang dimiliki pemimpin Inggris dalam sejarah.

Setelah kemenangan ini, Truss yang merupakan mantan menteri luar negeri Inggris diperkirakan akan secara resmi ditunjuk oleh Ratu Elizabeth sebagai PM Inggris pada Selasa sore (6/9) waktu setempat.

Boris Johnson juga akan melakukan perjalanan ke Skotlandia untuk mengajukan pengunduran diri secara resmi kepada kerajaan.

Kemenangan Truss menandai ketiga kalinya 10 Downing Street diambil alih oleh perempuan, dan juga ketiga kalinya penggantian PM tanpa pemilu nasional.

Setelah Boris Johnson menjadi perdana menteri pada 2019, Truss dipindahkan ke sekretaris perdagangan internasional. Hingga kemudian ia menjadi Menteri Luar Negeri.  

Elizabeth Mary Truss atau yang lebih dikenal dengan Liz Truss merupakan perempuan 47 tahun asal Oxford. 

Tidak seperti kebanyakan anggota Konservatif lainnya, Truss lahir dari orang-orang berpaham "kiri". Ayahnya adalah seorang profesor matematika dan ibunya perawat. 

Pada usia tujuh tahun, ia memerankan Margareth Thatcher dalam sandiwara pemilu di sekolahnya. Hingga 39 tahun kemudian, peran itu terwujud, dengan membuatnya sebagai pemimpin Partai Konservatif dan PM Inggris. 

Nama Truss kian populer atas perannya dalam menegosiasikan kesepakatan perdagangan baru pasca-Brexit sejak Inggris meninggalkan Uni Eropa. 

Ia mulai terjun ke politik pada 2001, dan tahun 2008 ia bekerja sebagai wakil direktur lembaga think tank. Pada 2012, lebih dari dua tahun setelah menjadi anggota parlemen, ia masuk pemerintahan sebagai menteri pendidikan.

Pada tahun 2016, ia menjadi sekretaris kehakiman di bawah pemerintahan Theresa May. Tahun berikutnya pindah menjadi kepala sekretaris Departemen Keuangan, posisi di jantung program ekonomi pemerintah.