Siswa lulusan sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diharapkan bisa langsung terserap di dunia kerja. Karena makin banyak yang terserap, akan semakin baik untuk perkembangan dunia pendidikan.
- Perkuat Kerjasama Kelembagaan, UKSW Gandeng Kedubes Ukraina
- Wisuda ke-170, UNDIP Lantik 2.082 Wisudawan
- 72 Pelajar Indonesia Ikut Taiwan Scholarship 2018
Baca Juga
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Wikan Sakarinto sampaikan saat ini beberapa industri di Indonesia membentuk konsorsium untuk mendukung pembelajaran di SMK.
Menurutnya jangan berhenti pada penguatan infrastruktur fisiknya saja. Namun kurikulum juga penting. Termasuk juga inovasi dari guru, kepala sekolah dan sumber daya manusia (SDM) lainnya.
"Kami menunggu teaching factory yang lebih, link and match. Bagaimana menggerakkan ekosistem kreatif sehingga bisa menghasilkan produk unggulan bangsa," jelasnya, Kamis (9/9).
Sementara itu Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka berharap jika sekolah vokasi atau SMK tidak boleh menjadi pabrik pencetak pengangguran. Karena lulusan SMK memang diharapkan siap untuk masuk dunia kerja.
"Kami tidak ingin SMK jadi pabrik pencetak pengangguran. Selesai sekolah bisa langsung bekerja, tidak perlu di training lagi, selesai sekolah bisa langsung jadi wirausahawan," terang Gibran.
Dirinya berharap apa yang selama ini dipelajari siswa SMK bisa sesuai yang diperlukan dunia industri. Selain itu semakin lengkapnya sarana dan prasarana juga harus diimbangi dengan faktor sumber daya manusia (SDM).
"Tentu semuanya juga harus diimbangi dengan peningkatan skill SDMnya," pungkas Gibran.
- Undip Cetak Lulusan Terampil dan Siap Kerja
- Teliti Toleransi Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Antar Suryono Meraih Gelar Doktor
- Luluskan 96 Sarjana, Unperba Purbalingga Gelar Wisuda Perdana