Marketplace UMKM Bangkit Tandai Pemulihan Ekonomi Jateng

Dukungan OJK lainnya terhadap percepatan ekonomi khususnya di Jawa Tengah yang ditujukan kepada sektor informal yaitu melalui program “UMKM Bangkit” yang bertujuan mendorong kebangkitan UMKM di Jawa Tengah dalam bentuk dukungan akses pembiayaan, pemasaran, manajemen, asistensi perijinan bagi pelaku UMKM.


 "Saat ini pun tengah dikembangkan aplikasi market place UMKM Bangkit yang diharapkan dapat sebanding dengan marketplace yang saat ini merajai tangga marketplace Indonesia," demikian disampaikan Kepala OJK Regional 3 Jawa Tengah dan DIY Aman Santosa, saat acara Sambung Roso Industri Jasa Keuangan Jawa Tengah tahun 2022,  Rabu (18/5) malam.

Aman mengatakan,  dua tahun berlalu Pandemi Covid-19 memberikan efek domino yang cukup mendalam tidak hanya pada aspek sosial dan kesehatan melainkan pada aspek ekonomi dan aspek keuangan.   Seiring dengan kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah di sektor kesehatan, perekonomian maupun sektor-sektor lainnya, kondisi perekonomian sudah menunjukkan pemulihan.  

"Perbaikan tersebut merupakan bagian dari sinergi seluruh pihak diantaranya Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia, serta Pemprov Jateng," ujarnya. 

 Sinergi dan kolaborasi dari berbagai instansi itu, kata Aman,  memberikan dampak positif, ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi Nasional yang meningkat dari -0,74% (year on year) pada tahun lalu menjadi 5,01% (year on year) pada Triwulan ke I 2022. Demikian pula di Jawa Tengah, juga sudah pulih menjadi 5,16% (year on year), lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional.   

"OJK bersama pemerintah daerah di Jawa Tengah senantiasa bersinergi khususnya di masa pandemi. Banyak kebijakan yang dikeluarkan OJK dalam rangka yang turut memberikan sumbangsih dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional dan Jawa Tengah," paparnya. 

Aman menyebutkan, di Jawa Tengah, restrukturisasi kredit bagi debitur terdampak Covid-19 yang mencapai 1.210.067 rekening, dengan outstanding kredit yang semakin turun sampai dengan saat ini sebesar Rp56.763M. Selain itu, penempatan uang negara di Jawa Tengah yang mencapai sebesar Rp60,88 triliun yang diberikan kepada 1.022.465 debitur. Kebijakan lainnya yaitu program subsidi bunga yang hingga saat ini mencapai outstanding sebesar 1,02T, dan program penjaminan kredit dengan total outstanding sebesar 5,7T. 

Aman menambahkan,  kegiatan Sambung Roso dengan mengambil tema “Perkuat Sinergi, Membangun Jawa Tengah Sejahtera dan Berdikari” diangkat sebagai bentuk semangat meneruskan sinergi yang telah dilakukan dan terbukti cukup efektif dalam mempertahankan stabilitas keuangan dan kebangkitan ekonomi Jawa Tengah di masa pandemi.   

Kegiatan Sambung Roso yang dipandu Budayawan Sujiwo Tejo tersebut,  mendiskusikan mengenai sinergi dan langkah-langkah yang dilakukan selama pandemi oleh Pemerintah Jawa Tengah, Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia dan Pelaku Industri Jasa Keuangan serta terobosan-terobosan yang dapat dilaksanakan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah yang telah memasuki tahap recovery pascapandemi.  

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Rahmat Dwisaputra menyampaikan bahwa Bank Indonesia turut pula mendukung seluruh kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah. Dukungan yang dilakukan Bank Indonesia diantaranya dengan menetapkan kebijakan moneter yang ditandai dengan turunnya suku bunga kebijakan hingga 3,5% dan telah dilakukannya injeksi likuiditas (quantitative easing).  

Dari aspek sistem pembayaran, BI telah melahirkan QRIS dan BIFAST yang mendukung transaksi contact less serta menjamin sistem pembayaran secara aman, lancar, dan efisien. Selain itu, kita juga menetapkan kebijakan makroprudensial yang akomodatif diantaranya mempertahankan pelonggaran loan to value (LTV) untuk kredit properti dan uang muka kredit kendaraan bermotor, menyesuaikan kebijakan rasio intermediasi makroprudensial dari 80-92% menjadi 84-94%, menetapkan kebijakan rasio pembiayaan inklusif makroprudensial [RPIM] untuk mendorong kredit perbankan pada sektor inklusif dan UMKM.  

Apresiasi disampaikan Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Fathan Subchi dan Sekretaris Daerah Jawa Tengah, Sumarno yang turut menjadi narasumber dalam dialog tersebut. Sumarno menegaskan bahwa Lebaran tahun ini menjadi titik cerah permasalahan pandemi Covid-19 yang melanda kita sejak tahun 2020 dengan segala efek domino yang menyertainya, tidak hanya pada aspek sosial dan kesehatan melain-kan pada aspek ekonomi dan aspek keuangan. 

"Insya Allah dengan pandemi covid yang mulai terkendali, kesehatan masyarakat berangsur baik. Meski demikian mengingat saat ini juga merebak virus hepatitis, maka protokol kesehatan hendaknya tetap menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Mudah-mudahan hal yang demikian bisa mempercepat perubahan status dari pandemi menjadi endemi. Muaranya adalah kebangkitan perekonomian masyarakat. Oleh karenanya, ayo kita dorong masyarakat untuk bervaksin 1 hingga 3 (booster), sehingga kesehatan prima bisa didapatkan,"  pungkas Sumarno.