Masyarakat Takut Divaksin Karena KIPI Jadi Kendala Vaksinasi Booster

Dinas Kesehatan Kota Semarang mencatat hingga saat ini baru sekitar 330 ribu warga Kota Semarang yang menerima vaksinasi dosis ketiga atau booster. Jumlah ini setara dengan 26 persen dari total penduduk Kota Semarang yang sudah bisa menerima vaksin booster.


Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M. Abdul Hakam menyebutkan ada beberapa kendala yang dialami dna menyebabkan cakupan vaksinasi booster masih di bawah 50 persen. Hakam menyebut masih ada masyarakat yang enggan bahkan takut di vaksin booster karena mengetahui kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang dialami oleh beberapa orang yang telah mendapatkan booster.

"Mereka tidak mau divaksin karena dengar tetangganya atau saudaranya habis vaksin lalu demam, sehingga takut vaksin," kata Hakam, Rabu (9/3).

Selain itu, terkait dengan jenis stok vaksin yang tersedia saat ini hanya ada jenis astrazeneca dan pfizer, sementara untuk jenis moderna, sinofarm dan sivifax saat ini stoknya memang masih kosong. Hakam mengatakan vaksin jenis astrazeneca dan pfizer hanya bisa diberikan kepada warga yang dosis pertama dan keduanya menggunakan kedua jenis vaksin tersebut. Sehingga untuk warga yang dosis pertama dan kedua menggunakan vaksin jenis moderna atau sinofarm belum bisa mendapatkan booster karena stoknya belum tersedia.

"Saat ini yang ready astrazeneca dan pfizer, sehingga yang V1 dan V2 pakai moderna atau sinofarm belum bisa di booster karena stoknya masih kosong," jelasnya.

Selain kedua alasan tersebut, Hakam menyampaikan kendala ketiga dalam melakukan vaksinasi booster ini adalah masih ada beberapa masyarakat yang menyepelekan virus varian Omicron ini. Masyarakat menganggap varian Omicron tidak sedahsyat varian Delta.

"Pola pikir yang menganggap Omicron ini lebih ringan dari Delta juga membuat orang masih menyepelekan untuk vaksin booster," bebernya.

Hakam menyampaikan pandemi ini bisa segera menjadi endemi jika masyarakatnya sudah banyak yang mendapatkan vaksinasi hingga dosis ketiga. Karena jika dilihat dari kasus kematian sejak awal pandemi 2020 hingga tahun 2022 ini, angka kematian dan juga angka penularan menurun drastis, salah satunya karena sebagian besar masyarakat telah mendapatkan vaksinasi.

"Kalau kita mau pandemi ini cepat menjadi endemi maka kita harus bisa memberikan kontribusi kepada negara dan Kota Semarang, agar masyarakat bisa ikut vaksin booster," pungkasnya.