Membludak: Pendaftar Lomba Foto Curug Kedung Kudhu Pudakpayung

Pendaftaran Lomba Fotografi Curug Kedung Kudhu Dan Berbagai Giat Lainnya Di Kecamatan Banyumanik Dibuka Mulai 12 Oktober Hingga 19 Oktober 2024, Pengiriman Hasil Karya 22 Oktober Dan Pengumuman Juara Lomba 2 November 2025. Dokumentasi
Pendaftaran Lomba Fotografi Curug Kedung Kudhu Dan Berbagai Giat Lainnya Di Kecamatan Banyumanik Dibuka Mulai 12 Oktober Hingga 19 Oktober 2024, Pengiriman Hasil Karya 22 Oktober Dan Pengumuman Juara Lomba 2 November 2025. Dokumentasi

PUDAKPAYUNG - Pendaftar Lomba Foto obyek wisata Curug Kedung Kudhu, Jembatan Dung Kopyah dan Ondorante serta penanaman pohon yang akan digelar pada 19 Oktober 2024 membludak. Hingga Selasa (15/10) pagi, pendaftar sudah mencapai 94 peserta.

Lomba yang terbuka untuk umum menyediakan hadiah sebesar Rp9.000.000 dari Camat Banyumanik, Eka Riswati SH.

Ketua Desa Wisata Pudakpayung, selaku Ketua Panitia Penyelenggara, Muhammad dan Vega, panitia lomba fotografi menyatakan, antusiasme peserta dalam lomba kali ini luar biasa. Pendaftar datang dari berbagai penjuru kota di Indonesia.

Lomba foto ini, tambahnya, terselenggara atas kerjasama Kecamatan Banyumanik, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang (Disbudpar), Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Kota Semarang serta serta berbagai komunitas yang antusias bergabung adalah Komunitas Fotografer Semarang (KFS), Komunitas Fotografer Kota Lama Semarang, Komunitas Diajeng Semarang (KDS), Komunitas Denok Kenang Semarang serta Karang Taruna Kota Semarang.

Untuk menambah hidupnya hasil jepretan peserta lomba, disiapkan foto model Semarang. Baik yang tergabung dalam Komunitas Denok Kenang mau pun Komunitas Diajeng. "Dipastikan suasana akan hidup dan meriah, " tambah Muhammad.

Pendaftaran dibuka mulai 12 Oktober hingga 19 Oktober 2024. Pengiriman hasil karya 22 Oktober dan pengumuman juara lomba 2 November 2025

Digelarnya lomba fotografi ini dikatakan Muhammad, terkait dengan banyaknya obyek wisata di Pudakpayung yang belum tergali, baik obyek wisata alam, edukasi mau pun religi.

Sebelum memasuki kawasan Curug Kedung Kudhu, ada vihara yang selalu dikunjungi biksu dari Thailand, yang memiliki nilai sejarah tinggi, yakni Vihara Shimma 2500 Buddha Jayanti.

Masih di kawasan tersebut, wisatawan bisa berwisata berkuda, belajar musik kolintang mau pun belajar gamelan.

Sedangkan objek lainnya, ada Vihara Buddha Gaya Watugong, Masjid Al Aliy, kampung kuliner dan bank sampah.

Memfasilitasi semua pihak dan warga yang semangat untuk mewujudkan Pudakpayung menjadi destinasi wisata sangat luar biasa, Lurah Pamirah mencoba membuat dan melengkapi objek wisata tersebut dengan sajian kuliner tradisional khas Pudakpayung, yakni Sego Berkat (Sejahterakan Warga Dengan Peran Serta Masyarakat). "Apabila wisatawan sudah mengalir, maka kesejahteraan warga akan terwujud, " Kata Muhammad.

Panitia besar pada Rabu (15/10) besok mengumpulkan seluruh panitia di Kecamatan Banyumanik. Di samping rapat besar, panitia mendapat undangan untuk dialog di stasiun radio di Kota Semarang. Ketua Deswita, Camat Banyumanik dan Genpi siap menyampaikan gagasan dan persiapan.

Beberapa fotografer media massa mengatakan kepada panitia mereka siap ikut meramaikan acara ini. "Kami siap menyemarakkan lomba ini," kata, Golib, mantan fotografer Wawasan yang berkali-kali menjuarai lomba foto tingkat nasional.

Panitia mempersilahkan semua komunitas fotografi, jurnalis foto serta peminat fotografi untuk mengikuti kegiatan ini. "Tidak ada pembatasan peserta, " tambah Muhammad.