Menenangkan dan Menyegarkan di Bawah Tebing Curug Lawe

Seorang pengunjung sedang menikmati debit air Curug Lawe, belum lama ini. RMOL Jateng
Seorang pengunjung sedang menikmati debit air Curug Lawe, belum lama ini. RMOL Jateng

Hiruk pikuk kesibukan sejenak ditinggalkan dan menyingkir ke Curug Lawe Benowo Kalisidi.


Terletak di Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua dan empat. Anda akan memasuki gerbang di Kalisidi perbatasan Kota Semarang dan Kabupaten Semarang. Arahkan kendaraan menyusuri jalan desa, di beberapa persimpangan ada penanda di atas tampah. Pengunjung baru pertama kali tidak perlu khawatir tidak menemukan lokasi. 

Tiba di pos parkir berdekatan dengan warung kopi. Pengunjung tinggal membayar tiket sebesar Rp8.000/ orang. Parkir sepeda motor Rp3.000, mobil Rp5.000 dan mobil besar/ hias Rp10.000.  Sebelum mulai jalan ke Curug Lawe, pengunjung diharapkan mencuci tangan terlebih dahulu dan wajib mengenakan masker. 

Mulai menyusuri jalan setapak dengan hamparan hijau pemandangan pohon cengkeh. Pagi menjadi pilihan tepat untuk berkunjung ke tempat ini karena cuaca belum terlalu terik dan jumlah pengunjung belum banyak. Organ pernapasan akan memasok oksigen dari proses fotosintesa pohon-pohon tua. Di sepanjang jalan ada sungai kecil dengan suara aliran seolah menjadi terapi. 

Jalan setapak tak selamanya mulus, sesekali melewati tangga, jembatan romantis dari kayu, jembatan besi maupun anak tangga dari ban bekas. Ada beberapa penanda yang wajib dipatuhi pengunjung. Diantaranya titik rawan longsor, tidak boleh berenang, berperilaku beradab, membuang sampah pada tempatnya. Pengunjung tidak boleh membawa senjata tajam untuk berburu dan merusak tanaman di lokasi. 

Di beberapa titik juga ditandai area pandang luntung, jenis kera yang dilindungi. Pengunjung yang beruntung dapat melihat di pepohonan tinggi sekitar pagi hari mulai pukul 05.00-07.00 WIB dan pukul 16.00-18.00 WIB.

Sepanjang perjalanan ada beberapa warung untuk sekedar mencari minuman hangat, menyantap mie instan atau rehat sejenak. 

Wisata alam memang menjadi tantangan tersendiri, bagi pengunjung yang baru pertama kali menjajal. Semakin jauh jalan setapak hanya terdiri dari batu dan tanah. Oleh sebab itu, pengunjung disarankan menggunakan sepatu olahraga atau alas kaki yang nyaman serta busana yang nyaman. Durasi sekitar 1,5 jam dengan jarak tempuh sekita 2,5 km akan menemukan air terjun tebing Curug Lawe. 

Debit air cukup deras langsung mengalir ke sungai-sungai kecil dikelilingi tebing cekung membuat Curug Lawe terasa sejuk dan damai. Tempat tenang karena pengunjung akan bebas dari jangkauan internet. 

"Diimbau pengunjung tidak mandi di bawah air terjun dan radius sekitar 5 meter. Pengunjung diharapkan memperhatikan rambu-rambu peringatan dan petunjuk," kata Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Bela Pesona CLBK Muhajirin kepada RMOL Jateng, Kamis (16/9). 

Aturan PPKM turut memukul sektor pariwisata yang sempat sepi pengunjung. Namun, beranjak kembali ramai dikunjungi. Kunjungan dalam hari kerja sekitar 50-60 orang dan akhir pekan bisa mencapai 100 orang. "Jumlah tersebut sangat jauh dibandingkan sebelum pandemi, semoga cepat selesai dan wisata petualangan kembali normal," katanya.