Situs perhitungan hasil pilkada serentak Komisi Pemilihan
Umum (KPU) yang tidak bisa diakses disayangkan oleh tim pemenangan
pasangan calon Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru-Mawardi Yahya
(HDMY).
- KPU Bakal Umumkan Rekapitulasi Pemilu 2024, Ini Pesan Gibran Pada Relawannya
- H-2 Kampanye, PSI Pasang APK di JLS Salatiga, Aji Manggolo: Silahkan Ditertibkan
- Kuatkan Organisasi Di Masa Pandemi, DPW PAN Jateng Gelar Muscab Serentak Virtual
Baca Juga
Koordinator media center HDMY, Alfrenzi Panggarbesi menilai bahwa situs infopemilu.kpu.go.id yang lumpuh telah mencoreng proses demokrasi di Indonesia. Apalagi, kelumpuhan situs itu terjadi di saat proses Pilkada Serentak 2018 sejak awal hingga pemungutan suara sudah berjalan secara sejuk.
Alfrezi meminta semua pihak, terutama KPU RI untuk dapat segera mengambil langkah-langkah kongkrit dalam mengatasi kelumpuhan situs tersebut. Dia juga meminta agar KPU tetap netral dan transparan agar tidak menimbulkan preseden yang kurang baik terhadap penyelenggaraan pilkada ini.
"Kami percaya KPU akan tetap menjaga netralitasnya sebagai penyelenggara Pilkada Sumatera Selatan. Kami minta kepada Bapak Kapolri dan Bapak Presiden RI agar dapat mengawal proses demokrasi di Bumi Sriwijaya yang kami cintai ini," ucap dia dikutip dari Kantor Berita Politik
Lebih lanjut, Alfrezi menjelaskan bahwa pihaknya akan terus mengikuti proses perhitungan ini agar tidak ada kecurangan yang terjadi di Pilkada Sumatera Selatan. Terlebih, sambungnya, pasangan Herman Deru-Mawardi Yahya telah dinyatakan unggul dalam berbagai hitung cepat yang dirilis lembaga survei.
Sementara itu, Ketua KPU Arief Budiman menjelaskan bahwa pihaknya memang sengaja membuka tutup laman situs perhitungan suara pilkada tersebut. Langkah itu dilakukan untuk mencegah terjadinya peretasan.
"Kadang bisa dibuka dan kadang tidak bisa dibuka, itu untuk memangkal serangan yang datangnya kadang tiap menit," kata Ketua KPU Arief Budiman dalam diskusi MNC Trijaya di Warung Daun, Cikini, Jakpus, Sabtu (30/6).
Meski begitu, Arief memastikan proses penghitungan tetap berlangsung transparan.
"Prinsipnya proses rekap terbuka. Bukan kami tidak transparan, tapi ini untuk menangkal serangan yang datang tiap menit, bukan jam," tegasnya.
- Gerindra: Prabowo Sudah Final Capres, Muhaimin Salah!
- Agustina-Iswar Bakal Kelola Arah Pembangunan Ekonomi Kota Semarang Agar Maju dan Inklusif
- Pemuda Pancasila Tegaskan Netral Dalam Pilkada Karanganyar