Moeldoko Apresiasi Upaya LIPI Subang Tangani Stunting

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko bersamaMenteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengunjungi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Subang, akhir pekan lalu.


Kedatangan Moeldoko ini merupakan kunjungan balasan setelah Juli lalu LIPI beraudiensi ke Kantor Staf Presiden untuk melaporkan upaya kolaborasi dengan pemerintah menangani persoalan stunting dan gizi buruk.

Dalam kunjungan kali ini, Kepala Staf Kepresidenan disambut Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko untuk kemudian melihat langsung proses pengaplikasian teknologi pangan dalam mengatasi stunting, misalnya produk Banana Bar, Banana Flakes (BaFle), dan mie non-gluten yang berbasis jagung.

Banana Bar merupakan produk pangan fungsional yang dihasilkan oleh Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna (PPTTG) LIPI di Subang, Jawa Barat.  Produk ini juga telah dicicipi oleh Presiden Joko Widodo dengan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim saat kunjungan di Bogor, bulan Juli silam.

Moeldoko sempat berbincang langsung dengan pegawai LIPI yang sebagian besar juga merupakan ilmuwan yang ahli di bidangnya.

Beberapa topik yang menjadi perbincangan di antaranya adalah pendekatan teknologi pangan untuk mengatasi stunting. Dalam hal ini Moeldoko tertarik mengenai produk yang dihasilkan oleh LIPI merupakan produk dengan bahan baku lokal.

Untuk bahan baku lokal, Pramono menjelaskan bahwa pengembangan pangan fungsional sengaja memanfaatkan potensi bahan lokal, sehingga memudahkan dalam proses produksinya, khususnya bagi para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Kepala Staf Kepresidenan menyampaikan apresiasinya atas kerja nyata LIPI dalam membantu masyarakat melalui pengaplikasian teknologi pangan untuk menangani stunting.

"LIPI dapat memanfaatkan buah nanas dalam pengembangan teknologi pangan, khususnya di Subang," kata Moeldoko.

Sejak dulu, nanas madu menjadi komoditas utama bagi kota Subang dan terkenal hingga seluruh pelosok Indonesia.

Selain itu Moeldoko juga berpesan agar LIPI dapat lebih terbuka lagi kepada masyarakat, lebih menghampiri, dan lebih membumi lagi karena belum banyak masyarakat yang mengetahui program-program lembaga ilmu pengetahuan ini.