Musim Penghujan, Kasus DBD Mulai Meningkat

Kasus Covid-19 di Kota Semarang memang sudah sangat menurun bahkan beberapa kali sudah pada angka nol kasus. Namun penyakit lain juga harus diwaspadai, salah satunya saat musim penghujan yakni penyakit DBD.


Direktur RSUD KRMT Wongsonegoro, Susi Herawati mengatakan kasus DBD yang tercatat di RSWN memang mengalami peningkatan.

Namun pada periode yang sama di tahun lalu, kasus DBD di tahun 2021 ini mengalami penurunan. Tapi kasus DBD tetap membutuhkan perhatian dan penanganan serius.

"Kemarin, kita bisa mencegah Covid-19, sekarang kita harus bisa mencegah DBD," kata Susi, Jumat (24/12).

Hingga saat ini, RSWN tengah merawat 12 pasien DBD. Dari semua pasien yang masuk tidak ada yang harus dirawat di ICU, dan hingga saat ini pasien DBD sedang dalam tahap observasi.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M. Abdul Hakam memerintahkan kepada semua sektor untuk terus melakukan pemberantasan jentik nyamuk (PJN) secara serentak pada hari Jumat dan Minggu.

Hakam menyebut jika hanya melakukan fogging saja, maka jentik nyamuk tidak turut mati, namun jika diberantas mulai dari jentik, maka penyebaran nyamuk akan terhenti.

"Misalnya kemarin di Gunungpati, itu ada 16 kelurahan. Begitu dilakukan PJN di 110 rumah, ada sekitar 25 rumah yang ada jentik nyamuk," tuturnya. 

Hakam menyebut temuan jentik nyamuk banyak ditemukan di luar rumah, namun nantinya bisa masuk ke rumah setelah menjadi nyamuk.

Pihaknya menghimbau agar masyarakat bisa membersihkan dan mengemasi barang-barang yang ada di rumah yang memang berpotensi menjadi sarang jentik.

Terlebih, tingkat kelembaban saat musim hujan tinggi, sehingga dapat meningkatkan tumbuh kembang nyamuk. 

"Jangan sampai ada timbunan air. Uget-uget (jentik nyamuk) butuh waktu tujuh hari untuk berkembang. Kalau di suatu daerah banyak jentik nyamuk, tujuh hari kemudian kasus bermunculan," pungkasnya.