Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia (OJK RI) menetapkan Jawa Tengah sebagai pilot project Gerakan Indonesia Menabung.
- Ratusan Petugas Diturunkan Amankan Malam Pergantian Tahun Baru
- Gubernur Jateng Setuju Larangan Buka Bersama
- 100 Penerima Program BSPS untuk Bangun Rumah Layak Huni
Baca Juga
Gerakan itu bakal menyasar seluruh pelajar SMP dan menggandeng beberapa bank.
Wimboh Santoso, Ketua OJK RI mengatakan pertumbuhan ekonomi saat ini bergantung pada inovasi yang dilakukan.
Gerakan Menabung Nasional ini oleh OJK dijadikan sebagai jurus untuk membantu pertumbuhan ekonomi nasional.
"Nah akhirnya kami putuskan Jawa Tengah sebagai pilot project Gerakan Menabung Nasional. Karena Jawa Tengah ini potensinya paling besar di tanah air. Pertumbuhan ekonominya, SDM nya, pertanian, kelautan dan lainnya," kata Wimboh di kantor Gubernur Jateng, Jumat (13/9).
Wimboh bersama jajaran komisioner OJK dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meneken kerja sama menerapkan Gerakan Menabung di 3.350 SMP yang ada di Jawa Tengah.
"Wujudnya ini tabungan digital, mereka tidak pegang buku tabungan. Prakteknya, di sekolah itu bendahara kelas kita dikasih mesin. Setiap hari Senin kita jadikan hari menabung. Mesinnya dikasih oleh bank, setiap Senin sore bank mengambil ke sekolah," katanya.
Setiap tahun ajar baru, lanjut Wimboh pendaftar harus memiliki buku tabungan tanpa biaya administrasi.
"Ini bertahap, siswa SMP menabung uang, SMA uang tabungannya tambah mahasiwa kita ajak buka startup," katanya.
Menurut Ganjar Pranowo, Gerakan Menabung Nasional tersebut memiliki dua target yakni pertumbuhan makro ekonomi dan edukasi ekonomi.
Untuk pertumbuhan ekonomi menurut Ganjar merupakan efek yang paling terasa dari gerakan ini, terlebih Jawa Tengah jumlah siswa SMP mencapai 1,2 juta.
"Evaluasi yang kita lakukan adalah sejauh mana kita bisa menyiapkan edukasi ekonomi. Ini butuh waktu panjang bukan sekadar perbankan yang jalan tapi seluruh masyarakat," katanya.
Gerakan tersebut, kata Ganjar, memang dimulai dari anak tapi tidak akan menutup kemungkinan akan mengedukasi orangtuanya.
Karena gerakan ini juga mau atau tidak harus memberi pemahaman pada orangtua agar ikut mengatur uang saku anaknya.
"Saya jadi kepikiran ini kalau SD dan TK jauh lebih menarik, karena yang menabung pasti orangtuanya," katanya.
- Animo Membludak, Walkot Pekalongan Dorong Pemenang Festival Balon Udara Makin Kreatif
- Nana Tuding Tingginya Intensitas Hujan Penyebab Bencana Di Jawa Tengah
- Bagikan Helm, Upaya Pembiasaan Santri Tertib Berlalu Lintas