Status Jawa Tengah kini sedang jadi sorotan setelah Bandara Ahmad Yani dan Adi Soemarmo tak lagi berpredikat internasional. Berbagai sektor pun diyakini terkena dampaknya langsung, terlebih pariwisata.
- Paslon Respati - Astrid Siap Ramaikan Kembali Event dan Pariwisata Solo
- Pengamat Transportasi: Jawa Tengah Butuh Sarpras Mudahkan Turis
- Hendi Serahkan Piala Pemenang Trisakti Tourism Award
Baca Juga
Di FGD RMOLJateng tentang permasalahan Jawa Tengah, isu inipun jadi perhatian. Diskusi menyoroti ini, Solichoem Sokhaemo Tokoh Pemerhati meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE) Jawa Tengah menilai bidang tertentu potensial dan dapat menjadi andalan Jawa Tengah, seperti pariwisata kurang maksimal dikelola.
"MICE dan event di Jawa Tengah beberapa tahun ini kurang bergeliat. Dan dampaknya, Bandara Ahmad Yani statusnya diturunkan tidak lagi internasional," terang dia, memberi materi diskusi di FGD.
Sebagai daerah tujuan pariwisata dan event, kata Solichoem, Jawa Tengah memiliki potensi dan sangat mungkin jika dikembangkan menjadi pusat perhatian.
"Padahal, Jawa Tengah sebetulnya memiliki potensi besar dalam menyelenggarakan berbagai event. Event Jawa Tengah bisa didorong agar bisa menjadi pusat perhatian. Sehingga, potensi tourism bisa dibranding agar hasilnya juga sekaligus memperkenalkan untuk promosi Jawa Tengah.
Pemerhati perkembangan pariwisata ini juga melihat serta punya keinginan dapat menjadi masukkan bagi pihak berkepentingan, agar melakukan kajian dalam membenahi potensi besar tak dikelola, demi kemajuan daerah dan masyarakat, harap Solichoem.
"DPRD harus melakukan kajian agar jika poin-poin penting bisa dijual. Ke depan, harus ada event bertajuk venue convention, model promosi dapat diwadahi. Dengan media massa, semoga Jawa Tengah mendapatkan investornya. Kemudian, sumber daya manusianya (SDM) di seluruh kota dan kabupaten juga harus siap mendukung," ingin dia.
Sementara itu menambahkan, Anggota Komisi C DPRD Jawa Tengah Bambang Eko Purnomo menanggapi, pemerintah daerah dan pusat dalam mengelola dan mengembangkan potensi industri maupun pariwisata belum maksimal. Celah itulah memunculkan kesenjangan dan justru menimbulkan permasalahan baru.
"Kenapa Bandara turun status? Ada beberapa hal, tetapi faktor yang berperan salah satunya kesenjangan posisi antara pusat dan daerah. Padahal tentu saja, berbicara pariwisata dan destinasi Jawa Tengah menyimpan sumber daya besar. Turis-turis dari luar negeri berkunjung banyak," paparnya.
"Namun, dari pusat tidak melihat. Dan sayang juga, promosinya kurang. Dua hal ini yang jadi masalah, meski terdapat persoalan lain dukungan masyarakat di dalam pengelolaan pariwisata. Ambil contoh saja, masyarakat butuh kursus bahasa inggris agar bisa mengelola sendiri pariwisata di daerah. Tetapi, sulit dilakukan karena rata-rata kurang minat," terang BEP, sapaan akrabnya.
- Jawa Tengah Juara Umum Ke 6 Kali Ajang PEPARNAS XVII
- Paslon Respati - Astrid Siap Ramaikan Kembali Event dan Pariwisata Solo
- Obat Rasa Kangen, Para Seniman Pelukis Gambar Sketsa Wajah Ahmad Lutfhi