Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso menyatakan ambang batas pencapresan atau presidential treshold (PT) yang mencapai 20-25 persen dinilai sebagai pembungkaman terhadap mekanisme demokrasi.
- Latif Nahari Direkomendasi PKS Salatiga Maju Calon Wali Kota
- Relawan Orang Muda Ganjar Kembangkan Potensi Bisnis Budidaya Entok
- Kemenag Siapkan Langkah Strategis Cegah Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan Agama
Baca Juga
"Kita semua hari ini yang saya lihat di lapangan publik sudah ada keprihatinan yang mendalam terhadap mekanisme demokrasi, yaitu keputusan presidential threshold yang tinggi," terang Priyo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu, (4/7).
Menurut dia, kebijakan itu bisa membatasi putra-putra terbaik untuk bisa dicalonkan atau mencalonkan diri sebagai pemimpin bangsa.
Di sisi lain, Priyo juga mengapresiasi adanya judicial review terhadap kebijakan itu oleh para pejuang demokrasi di Mahkamah Konstitusi (MK). Sehingga ia berharap, MK akan mengabulkan permohonan itu.
"Apa yang anda bayangkan jika MK memutuskan hal yang mengejutkan dengan memberikan nol persen. Pasti bubar itu poros," seloroh mantan Wakil Ketua DPR itu.
Saat ini yang tampak terlihat ialah adanya poros Jokowi dan poros Prabowo. Adapun peluang poros ketiga masih besar terjadi saat pendaftaran capres-cawapres pada Agustus mendatang.
- Disiapkan Jadi Jurkam PDI-P, Gibran : Kalau Itu Tugas Saya Berangkat
- PDIP Tonjolkan Gotong Royong Dari Pada Elektabilitas Figur Caleg
- Menengok Kemiskinan di Jateng Jelang Debat Pilpres, Pengamat : Tak Turun Signifikan