PDIP Babak Belur Di Pilkada, Megawati Dan Hasto Wajib Dievaluasi

Kekalahan telak PDI Perjuangan di Pilkada 2018 harus menjadi perhatian serius seluruh internal banteng moncong putih. Sangat memalukan PDIP terseok di urutan buncit kedua dengan hanya memenangkan empat dari 17 Pilgub.


"Hasil Pilkada 2018 menjadi warning bagi PDIP bila tidak segera berbenah akan ditinggalkan oleh rakyat. Pemilu 2019 sudah di depan mata, bila tidak segera melalukan evaluasi total, kemungkinan kekalahan yang lebih parah akan menimpa PDIP," kaa Ketua Presidium Perhimpunan Masyarakat Madani (Prima) Sya'roni kepada redaksi, Jumat (29/6) dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL

PDIP merupakan partai penguasa dan Joko Widodo sebagai kadernya menempati posisi presiden. Sungguh ironis, kata Sya'roni, partai yang menurut lembaga survei tidak lolos ke Senayan di Pemilu 2019, nyatanya mendominasi kemenangan di Pilkada. Misalnya, PAN mampu memenangkan 10 dari 17 Pilgub. Atau PPP mampu memenangkan tujuh dari 17 Pilgub.

"Karena kondisinya sudah genting, forum kongres luar biasa paling tepat dijadikan ajang evaluasi," saran Sya'roni.

Belajar dari PAN, PPP, PKB dan lain-lain yang terbukti mampu mendulang kemenangan lebih banyak, kata dia, tidak ada salahnya bila PDIP menyuntikkan energi muda untuk memimpin PDIP. Lihatlah PAN, PPP dan PKB dengan kepemimpinan tokoh muda sangat lihai berselancar dalam lipatan gelombang politik.

"Kepemimpinan PDIP saat ini, Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum dan Hasto Kristiyanto sebagai sekretaris jenderal, sepertinya sulit mengejar mobilitas politik milenial yang begitu cepat berubah. Penyegaran kepemimpinan bisa dijadikan solusi PDIP untuk mengejar ketertinggalan dari parpol-parpol lainnya," tukas Sya'roni.