Pedagang Pasar Pagi Protes Pasrah

Hari pertama penerapan physical distansing di pasar pagi Salatiga, masih banyak pedagang bingung, mengeluh dan pasrah, Senin (27/4).


Sebagian besar pedagang mengaku terpaksa menempati lapak ukuran 1,5 x 1 meter di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman (Jensud) dan Pasar Raya I Salatiga jauh dari lokasi awal mereka berdagang.

Dari pantauan RMOL Jateng yang mengitari Jalan Jensud mulai pukul 02.00 WIB, banyak pedagang masih merasa tak nyaman dengan penempatan lahan baru yang diterapkan Dinas Perdagangan Kota Salatiga.

Sebagian masih mencari-cari tempat yang telah ditentukan petugas PAM Swakarsa berdasarkan koordinasi dnegan Dinas Perdagangan Kota Salatiga.

"Kami disuruh menempati lokasi yang jauh dari tempat dagang semula. Mau protes 'ya' tidak bisa akhirnya terima saja, pasrah. Sampai jam 03.00 WIB belum ada yang terjual," kata Ermawaty (45) warga Banding, Bringin ditemui di bagian ujung Jalan Jensud, tak jauh dari pertigaan Reksa memuji Jalan Soekowati.

Ermawaty mengaku, ia biasanya menggelar sayur mayurnya tepat di depan Toko Rindang, dekat jalan raya. Namun, karena penataan yang ditentukan Dinas Perdagangan Kota Salatiga, ia terpaksa menempati lokasi dianggapnya tak strategi.

Pengakuan serupa diungkapkan Sari. Dagangan beraneka jenis cabai belum banyak yang laku. Ia mengeluhkan pelanggannya akan sulit mencari dirinya di tengah-tengah Jalan Jensud.

Lain pedagang, lain keluhan. Bambang (48), ibu paruh baya penjual ayam potong tak terlalu mengeluhkan lokasi uang ditunjuk Dinas Perdagangan.

Warga Perum Domas, Salatiga ini merasa beruntung menerima lapak barunya tak jauh dari lokasi lama.

"Pembelinya masih pelanggan, mereka tidak kesulitan mencari lapak baru saya ini,"

Sementara di hari pertama masih banyak lapak kosong di bagian ditengah Jalan Jensud. Oleh PAM Swakarsa lapak-lapak bercat putih itu telah dicantumkan angka.

"Total ada 330 kotak yang kita siapkan. Tidak hanya di Jalan Jensud saja, tapi juga di kawasan Pasar Raya hingga Jalan Pahlawan," ujar petugas PAM Swakarsa Sunarso.