Pemkot Perlu Dukungan Banyak Pihak untuk Tekan Angka Stunting di Semarang

Pemerintah Kota Semarang masih memiliki pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di sektor kesehatan yakni permasalahan stunting. Dari data, ada 1.367 kasus stunting di Kota Semarang.


Walikota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan untuk mengatasi permasalahan stunting harus dilakuka pendampingan hingga ke tingkat kelurahan. Pada bulan November 2021 telah dibuat pilot project untuk penanganan stunting di Kelurahan Tanjung Mas yang saat itu diketahui ada 79 kasus stunting didaerah tersebut.

"Jumlahnya saat ini tercatat 1.367 kasus, pilot project di Tanjung Mas ini dinilai berjalan dengan baik setelah dilakukan evaluasi," kata Hendi, Rabu (2/3).

Hendi menyebut di Kelurahan Tanjung Mas diberikan asupan gizi kepada anak-anak penderita stunting 3 kali dalam sehari. Dia menyampaikan setelah gizi terpenuhi dengan baik maka akan bisa terlihat kenaikan berat badan dan perkembangan tumbuh kembang anak.

"Dimasa usia emas ini perbaikan gizi dilakukan, Alhamdulillah saat ini ada perbaikan," tuturnya.

Memang untuk menekan angka stunting, lanjut Hendi, harus melibatkan berbagai pihak seperti tim penggerak PKK atau organisasi kemasyarakatan lainnya. PKK sendiri, misalnya, bisa dilibatkan untuk mewujudkan ketahanan pangan dna pemenuhan asupan gizi anak.

Misalnya penanganan yang tepat seperti pemberi makanan tambahan dari Dinkes dan pemantauan dari TP PKK bisa menjadi solusi dan perhatian dalam penanganan kasus stunting.

Progam yang sama seperti di Tanjung Mas, lanjut Hendi akan diterapkan di kelurahan yang memiliki kasus stunting tinggi. Nantinya Dinas Kesehatan Kota Semarang akan turun ke lapangan dan memberikan makanan bergizi serta vitamin selama tiga bulan berturut-turut.

"Maret nanti akan kita terapkan sisanya (kelurahan dengan stunting,red) dimana Dinkes akan memberikan makanan bergizi dan vitamin setiap hari selama tiga bulan, setelah itu akan di evaluasi lagi. Harapannya tentu bisa berkurang," pungkasnya.