Pemkot Semarang Dukung Kebaya Jadi Warisan Budaya UNESCO

Pemerintah Kota Semarang mendukung upaya pemerintah pusat untuk melestarikan kebaya sebagai warisan budaya Indonesia.


Dukungan dilakukan dengan menyelenggarakan parade kebaya yang bekerjasama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Kegiatan yang mengangkat tema 'Kelana Busana Berbudaya' dimaksudkan sebagai salah satu wujud dukungan terhadap kebaya yang didaftarkan ke UNESCO sebagai warisan budaya tak benda asal Indonesia. 

Gelaran even diikuti 500 wanita berkebaya dihadiri langsung oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati.

Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menyampaikan komitmennya dalam pelestarian budaya. 

"Bung Karno pada tahun 1940-an mencanangkan kebaya sebagai baju nasional Indonesia. Kalau hari ini ada banyak kelompok yang mengagungkan budaya barat maka dalam kesempatan yang baik ini, maka kita menjadi bagian dari masyarakat yang kembali nguri-uri budaya bangsa," kata Hendi, sapaan akrabnya, Minggu (3/7).

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengatakan, bahwa masih banyak PR yang harus diselesaikan terkait permasalahan perempuan dan anak. 

"Hari ini merupakan salah satu motivasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada asal bisa mulai dari wanita itu sendiri," ucap Bintang.

Dirinya juga berharap perempuan yang hadir pada hari ini dapat bersama-sama melanjutkan kesetaraan gender dan bisa mempertahankan kebudayaan dan kearifan lokal membawa manfaat bagi ekosistem budaya.

"Mari sesama perempuan kita saling mendukung, menginspirasi dan mensupport karena kebaya tidak bisa lepas oleh sosok seorang perempuan, apabila perempuan mampu menunjukkan jati dirinya maka segera terpancar karakter dari bangsa. Kebaya merupakan salah satu cara perempuan Indonesia dalam mempertinggi perannya dalam kebudayaan bangsa dan jati diri bangsa," pungkasnya.