Pendonor ke-75 dan 50 Lebih Terima Penghargaan

Pendonor yang sudah mendonorkan darahnya sebanyak 75 kali dan 50 kali lebih menerima piagam penghargaan dari Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Tengah, Rabu (1/12).


Tercatat, di Salatiga sebanyak 17 pendonor darah sukarela dari Kota Salatiga menerima piagam penghargaan yang diberikan langsung Ketua PMI Salatiga, yang juga Wakil Wali Kota Salatiga, Dr. Muh Haris, SS, M.Si, di Aula Gedung PMI, Jalan Osamaliki 20 Salatiga.

Muh Haris mengatakan, seiring berjalannya waktu, kebutuhan darah di Kota Salatiga semakin meningkat.

"Pasalnya, bukan hanya warga Salatiga yang membutuhkan darah, tetapi juga dari daerah sekitar," kata Muh Haris.

Oleh karena itu, lanjut dia, ia meminta kepada para pendonor darah sukarela untuk untuk terus mendonorkan darahnya, dan memotivasi orang-orang di sekitar untuk turut menjadi pendonor darah sukarela.

Ia menilai, penghargaan sebagai pejuang kemanusiaan sudah sepantasnya diberikan kepada pendonor darah sukarela, yang telah menyumbangkan darahnya dengan ikhlas tanpa pamrih, apapun untuk disalurkan kepada pasien yang sangat membutuhkan.

"Selain ikhlas tanpa pamrih, pendonor darah sukarela juga tidak mempedulikan kepada siapa saja darahnya disumbangkan dan tidak pernah menanyakan kemana darahnya diberikan," terang Muh Haris.

Ke depan, diharapkan donor darah dapat dijadikan sebagai gaya hidup yang sehat dan peduli kepada sesama.

Terkait kegiatan temu Donor Darah Sukarela (DDS) PMI 50 kali dan 75 kali se-Jawa Tengah di Gedung Gradhika Bakti Praja Provinsi Jawa Tengah, disebutkannya, diwakili oleh satu orang peserta dari tiap kabupaten/kota pada hari Senin 8 November 2021 lalu.

Hal ini dikarenakan situasi saat ini yang masih dalam situasi Pandemi Covid-19.

"Karena tidak memungkinkan untuk dihadirkan semuanya di Semarang, maka pada kesempatan ini kami hadirkan di sini," bebernya.

Sementara, Kepala Unit Donor Darah PMI Kota Salatiga, dr. Prasit Al Hakim mengungkapkan, jumlah pendonor 75 kali ataupun 50 kali di Kota Salatiga lebih dari jumlah yang dihadirkan, namun tidak bisa dihadirkan karena kendala komunikasi.

Dari 17 orang tersebut, dua orang atas nama Joko Warsito dan Chozen Dirga menerima piagam penghargaan sebagai pendonor 75 kali, dan 15 orang lainnya menerima piagam penghargaan sebagai pendonor 50 kali atau lebih.