Para pengusaha genting dan bata Desa Karangasem Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan Jawa Tengah tak asing lagi dengan turunnya harga genting di awal tahun hijriah. Selain itu di bulan Asyura, kebanyakan orang tak berani mengawali sebuah pembangunan.
- Dorong Manufacturing Excellence, SG Optimalkan Bahan Bakar Alternatif Limbah Kulit
- Analis Saham: GOTO Bisa Jadi Investasi Jangka Panjang
- Manajemen Mall Berharap Perekonomian Meningkat Hingga 75 Persen Usai Vaksin Massal Karyawan
Baca Juga
Hal itu, tentu berimbas pada penjualan genting dan bata. Untuk saat ini harga penjualan genting relatif turun, harga berkisar di angka Rp 600 per biji. Sementara untuk harga bata, masih di kisaran harga Rp 320 ribu per biji.
Menurut pengusaha bata Karangasem Kasmudi, kisaran harga 320 perbiji bata tergolong masih ada keuntungan jika dibandingkan harga genting saat ini.
"Asal harga masih bertahan di atas Rp 300, insdustri bata masih ada keuntungan. Berbeda dengan genting, untuk harga jual Rp 600, termasuk minim keuntungan. Karena harga produksi genting lebih mahal dibanding bata," ternagnya, Minggu (4/8) sore.
Ia mengatakan, industri genting dapat memperoleh keuntungan jika harga berkisar setidaknya Rp 700 ke atas per biji.
"Dengan harga Rp 600, sebenarnya membuka peluang bagi pengusaha yang mampu menampungnya. Karena biasanya setelah melewati bulan Asyura dan Safar, harga genting bata kembali stabil," imbuhnya.
"Untuk para pelaku usaha sendiri, tak mampu menahan hasil produksi, karena para pengusaha harus membayar upah karyawan," sambungnya.
Dia yakin, sekitar 2 minggu mendatang harga genting bata akan kembali stabil spweti biasanya. .
Itu juga diakui Badruduja, selain hukum pasar berlaku, yakni ketika banyak barang harga turun, pemicu turunya harga akibat minimnya pembangunan di dua bulan ini.
"Biasanya saat memasuki bulan Maulud, harga genting bata relatif stabil, biasanya sih naik harga," ujarnya.
Selain bulan Maulud, musim hujan akan menyebabkan harga melonjak tinggi. Itu akibat minimnya hasil produksi saat hujan.
Untuk diketahui, industri genting bata memerlukan sinar matahari yang cukup untuk mengering genting bata sebelum dilakukan pembakaran (obong).
- Pantik Semangat Kader, Gus Boby : 'Tampil Karena Kualitas Bukan Titipan'
- Pencairan Bantuan Puso Terkendala Administrasi, BNPB Jakarta Turun Tangan
- 3 Pelaku Penyalahgunaan Narkoba di Grobogan, Dibekuk Polisi