Pilpres 2024 telah usai dengan hasil quick count menempatkan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai pemenang.
- Bawaslu Karanganyar Buka Rekrutmen 3.200 PTPS
- Jelang Pilwakot Semarang, Iswar Aminuddin-Ade Bhakti Makin Mesra
- Bawaslu Kota Pekalongan Rampungkan Pencermatan DCT Bacaleg DPRD
Baca Juga
Hasil tersebut mengungguli dua pasangan lainnya, yakni Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud.
Menurut Direktur Executive Partner Politik Indonesia, Abubakar Solissa, kemenangan Prabowo-Gibran bukan hanya sebagai keberhasilan bagi pasangan tersebut, melainkan juga menjadi kemenangan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Solissa menekankan perlunya rekonsiliasi nasional pasca-pemilu untuk menghindari polarisasi yang lebih lanjut di masyarakat.
"Pilpres 2024 telah selesai digelar, saatnya melakukan rekonsiliasi nasional agar tak ada lagi polarisasi, baik di level elit maupun grassroots," ujar Solissa dalam sebuah diskusi publik di Jakarta.
Meskipun demikian, Solissa menegaskan bahwa keputusan resmi terkait pemenang Pilpres 2024 akan diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada tanggal 20 Maret mendatang. Ini mengindikasikan perlunya menunggu pengumuman resmi dari otoritas yang berwenang.
Di sisi lain, Direktur Executive Aljabar Strategic Indonesia, Arifki Chaniago, menyoroti pentingnya rekonsiliasi pasca-pemilu untuk menjaga konsolidasi pemerintahan yang efektif. Menurutnya, peran ketua partai politik akan menjadi lebih berpengaruh dibandingkan dengan posisi capres atau cawapres yang bukan pengambil kebijakan di partai.
"Posisi Muhaimin Iskandar atau Cak Imin akan lebih powerful dibanding Anies Baswedan yang merupakan capres 01, begitu juga dengan cawapres 03 Mahfud MD," ungkap Chaniago.
Chaniago juga menambahkan bahwa peluang untuk koalisi antara pasangan nomor urut 01 dan 03 tergolong kecil mengingat banyaknya hambatan di antara keduanya, seperti perbedaan ideologi antarpartai yang sulit disatukan.
"Posisi politik antara 01 dan 03 itu ibarat minyak dan air sehingga sulit untuk disatukan," ungkapnya.
Dalam konteks ini, analis politik Syaf Lessy menekankan pentingnya rekonsiliasi nasional pasca-pemilihan untuk mengurangi ketegangan politik dan menciptakan masa depan Indonesia yang lebih baik.
"Rekonsiliasi nasional sebagai upaya bersama untuk menyatukan masyarakat terutama elit politik pasca pemilihan, mengurangi ketegangan guna mewujudkan kehendak kolektif bersama membangun masa depan Indonesia yang lebih gemilang," tegas Syaf Lessy.
Lessy juga menekankan bahwa proses rekonsiliasi pasca-pemilihan presiden bukan sekadar bagi-bagi kursi di kabinet, melainkan juga tentang membangun pemerintahan yang efektif dan bersih, serta memahami peran penting oposisi dalam memberikan masukan kritis pada pemerintah.
"Dalam konsepsi demokrasi yang utuh, kita memahami sungguh bahwa keberadaan oposisi masih diperlukan untuk memberikan masukan kritis pada pemerintah," tambahnya.
Dengan demikian, hasil quick count yang menempatkan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai pemenang Pilpres 2024 menandai awal dari proses rekonsiliasi nasional yang penting bagi stabilitas politik dan kemajuan Indonesia ke depannya.
- Kotak Suara Tiba, Pekan Depan KPU Batang Mulai Perakitan
- Tren Anak Muda Solo Swafoto Dengan Baliho Mbak dan Mas Berkacamata
- Pemilu Susulan, KPPS di 10 Desa di Demak Lakukan Bimtek