Penggunaan Alsintan Moderen Solusi Tingkatkan Produksi Pertanian

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki kontribusi besar terhadap ketersediaan pangan dan perekonomian nasional. Sektor pertanian juga menjadi tulang punggung bagi masyarakat pedesaan.


Namun, masih terdapatnya model pertanian konvensional yang menyebabkan produktivitas pertanian pun belum sepenuhnya efisien.

 

"Melihat kondisi yang ada saat ini, produktivitas pertanian konvensional masih rendah dan belum efisien. Penggunaan alat dan mesin pertanian (Alsintan) moderen dapat membantu petani dalam meningkatkan hasil pertaniannya dengan biasa input yang lebih rendah serta waktu pengerjaan yang lebih cepat," papar pengamat ekonomi pertanian Universitas Negeri Semarang (Unnes), Prof Sucihatiningsih Dian Wisika Prajanti, Senin (11/4).

Prof Sucihatiningsih menegaskan, pertanian yang moderen merupakan salah satu prasyarat yang bermanfaat tidak saja untuk hasil pertanian yang digarap oleh para petani, namun juga sebagai salah satu penggerak ekonomi nasional.

Menurutnya, modernisasi pertanian tidak hanya dilakukan pada sisi hulu pertanian saja, tetapi dari sisi hilir juga harus dikembangkan. 

"Keberadaan Alsintan pascapanen tentu juga akan meningkatkan nilai tambah komoditi hasil pertanian sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani," kata Prof Suci.

Disisi lain, modernisasi pertanian dapat berjalan dengan lancar apabila diringi dengan infrastruktur pertanian memadai. Karena, lanjut Sucihatiningsih, pengadaan infrastruktur pertanian tentu akan dapat meningkatkan hasil pertanian. 

"Alat pertanian modern seperti traktor misalnya, mampu mengolah tanah dengan cepat dan hasil pengolahan yang baik sehingga komoditas pertanian dapat tumbuh semakin subur," ungkapnya.

Selain itu, kata Sucihatiningsih, Alsintan di bagian irigasi juga dapat membantu dapatkan hasil produksi yang baik. Seperti yang terjadi saat ini bahwa masa tanam pertanian yang memiliki irigasi yang baik dapat panen padi sebanyak 3 kali dalam setahun.

"Alat irigasi modern yang ada seperti mesin pompa air sibel dapat membantu petani lebih 

produktif dalam menanam padi karena meskipun musim kemarau, sawah tadah hujan tidak lagi kesulitan dalam memperoleh air dengan adanya mesin pompa air sibel, sementara Alsintan di pengolahan pascapanen seperti mesin penggorengan (freezing frying) kripik komoditas, mesin pembuat tepung umbi-umbian dan lainnya perlu dikembangkan untuk dapat memberikan nilai tambah bagi produk pertanian," paparnya.

Terkait penggunaan Alsintan yang bersumber dari buatan dalam negeri, kata dia, gerakan cinta produk dalam negeri merupakan suatu hal yang positif agar kita tidak bergantung pada impor alsintan dari luar negeri. 

"Alasannya adalah impor alsintan dari luar negeri dapat mengurangi cadangan devisa di Indonesia. Selain itu, jika impor Alsintan terus dilakukan maka masa depan industri alsintan dari dalam negeri dapat terancam," pungkasnya. 

Kementerian Pertanian (Kementan)  memfokuskan pada empat aspek guna mencapai pertanian yang maju dan modern. Salah satunya, pada pengembangan dan penerapan mekanisasi serta percepatan pemanfaatan inovasi teknologi.

"Pertanian Indonesia maju, mandiri, dan modern telah memasuki era industri 4.0. Untuk itu, sektor pertanian perlu beradaptasi dengan melakukan modernisasi alsintan," ujar Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Menurutnya, Alsintan tidak hanya mampu meningkatkan produktivitas, tetapi juga menjadi ciri pertanian Indonesia yang maju, mandiri, dan moderen.