Pengurus Taekwondo Jateng Duga Pengelolaan Anggaran KONI Tidak Transparan

Ketua KONI Jateng Bona Ventura Sulistiana membantah adanya pengelolaan dana tidak transparan bagi pembinaan atlet seluruh cabang olahraga. Dok
Ketua KONI Jateng Bona Ventura Sulistiana membantah adanya pengelolaan dana tidak transparan bagi pembinaan atlet seluruh cabang olahraga. Dok

Pro kontra terhadap pengelolaan anggaran pembinaan bagi cabang olahraga (cabor) di dalam keanggotaan Komite Olahraga Nasional (KONI) Jawa Tengah, kini sedang memanas. Pengurus cabor taekwondo bersikeras mengklaim pengelolaan anggaran tidak transparan. 

Bahkan, pengurus mengaku mesti mengeluarkan anggaran sendiri untuk membiayai pemusatan latihan daerah (Pelatda), tak tanggung-tanggung dana Rp1,2 Miliar digelontorkan. 

"Iya, kami diminta untuk membuat proposal anggaran atau RAB ditujukan ke KONI Jateng agar bisa cair. Walaupun cair, tidak seberapa jumlahnya, kebutuhan pembinaan jauh lebih besar," kata Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) TI Jawa Tengah, Alex Harijanto. 

Selama ini, pengelolaan anggaran dinilai tidak transparan, lanjut Alex, alhasil, mempengaruhi prestasi atlet-atlet Jawa Tengah, salah satunya di kejuaraan PON Papua 2021. Atas tidak transparannya pengelolaan dana, prestasi para atlet jeblok dan gagal mencapai target hanya duduk menempati posisi klasemen tengah. 

Besar harapan termasuk mewakili cabang olahraga lain di dalam kepengurusan KONI Jateng, Alex menyebutkan, anggaran pembinaan mandiri dikeluarkan untuk Pelatda dan persiapan Pra PON 2024 diganti sesuai jumlah total pengeluaran biaya. 

"Kami sejujurnya kecewa dengan kegagalan demi kegagalan dalam beberapa ajang sebelumnya, terutama PON Papua 2021. Tentu, tidak ingin hasilnya mengecewakan lagi, jika dana pembinaan dikembalikan berani untuk Taekwondo target PON Aceh-Sumut, peringkat akhir 10 medali emas. Kita harapkan jajaran pengurus terbuka dan transparan dalam pengelolaan anggaran," ucapnya. 

Menanggapi isu transparansi anggaran ini, Ketua KONI Jawa Tengah Bona Ventura Sulistiana membantah ketidaktransparanan pengelolaan anggaran pembinaan. Pihaknya selalu terbuka menentukan penyusunan rencana pengelolaan dana termasuk melibatkan pengurus seluruh cabang. 

"Kita transparan kok, proposal masuk langsung ditindaklanjuti dengan rapat internal. Anggaran untuk masing-masing cabang olahraga kan tidak sama semuanya, pasti disesuaikan dengan kebutuhan internal masing-masing tho," jelasnya. 

Bona Ventura memilih menolak berikan informasi panjang lebar terkait anggaran bagi pembinaan atlet lintas cabor. Dia menegaskan, semua mendapatkan sesuai porsinya, lebih baik fokus persiapan kompetisi. Hal itu justru akan menjatuhkan internal dan eksternal kepengurusan masing-masing, dapat menggangu persiapan para atlet meraih prestasi. 

"Di audit internal ada dan eksternal ada, semua serba terbuka dan transparan. Tidak ada yang tidak transparan, ada badan auditor internal, eskternal. Segala sesuatunya transparan dan akuntabel. Prestasi yang sudah ada kita bina sebaik mungkin, tetapi yang belum pembinaan ditingkatkan," tegasnya.