Penurunan Mobilitas Masyarakat Salatiga Baru 23,98 Persen

Suasana Kota Salatiga saat pemberlakukan PPKM Darurat. RMOL Jateng
Suasana Kota Salatiga saat pemberlakukan PPKM Darurat. RMOL Jateng

Penurunan mobilitas masyarakat di Kota Salatiga sejak 3 Juli 2021 mencapai 23,98 persen.


Persentase penurunan di Salatiga diklaim terbaik se-Jawa dan Bali selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat versi berdasarkan hasil paparan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. 

Hal ini disampaikan Wali Kota Salatiga Yuliyanto di Rumah Dinas, Jumat (16/7). 

Lebih jauh Wali Kota memaparkan, berdasarkan hasil arahan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan Salatiga adalah wilayah dengan penurunan mobilitas tertinggi. 

"Kemudian berkaitan dengan penurunan mobilitas memang tertinggi se Jawa Bali, periode sampe tgl 13 Juli 2021 kemarin. Ini sangat membanggakan," tandasnya. 

Wali Kota sangat mengapresiasi kepada masyarakat yang mematuhi aturan PPKM. Termasuk, ikut menyukseskan "Gerakan Salatiga di Rumah Saja". 

Meskipun, secara evaluasi "Gerakan Salatiga di Rumah Saja" masih akan terus memantau hasilnya dua pekan ke depan. 

"Pembatasan ini juga bertujuan menyelamatkan kesehatan masyarakat. Tapi kita juga berpikir untuk kebangkitan ekonomi juga," ungkapnya.

Pihaknya tidak memungkiri, "Gerakan Salatiga di Rumah Saja" di satu sisi menekan mobilitas masyarakat namun ada juga kendala terutama terkait pergerakan ekonomi warga. 

"Memang ada banyak masukan terkait gerakan tersebut, kita juga jadikan sebagai pertimbangan. Memang dilematis, disatu sisi kita membatasi aktifitas masyarakat untuk alasan kesehatan disisi yg lain disektor ekonomi terkena dampak," terangnya. 

Meski demikian, Wali Kota mengucapkan terima kasih atas dukungan seluruh warga masyarakat yang telah mensukseskan 'Gerakan Satu Hari Di Saja'.