Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang Dilakukan Sederhana dan Khidmat

Upacara peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang pada tahun ini dilakukan secara sederhana namun tetap khidmat. Pasalnya, pandemi Covid-19 yang belum pergi membuat peringatan bersejarah ini dilakukan dengan pembatasan-pembatasan.


Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, meski dilakukan secara sederhana, namun ia berpesan agar warga kota Semarang tetap bisa memaknai perjuangan pahlawan demi merebut kemerdekaan pada tanggal 15-19 Oktober 1945 silam.

"Suasannya beda, hari ini lebih kecil sederhana dan simpel, namun kami ingin mengingatkan warga jika 76 tahun lalu ada pertempuran dasyat dimana para perjuang mengorbankan nyawa dan cucuran darah untuk mempertahankan kemerdekan," ucapnya usai peringatan Pertempuran Lima Hari, di Museum Mandala Bhakti Kamis (14/10) malam.

Hendi, sapaan akrabnya, mengibaratkan perjuangan pahlawan jaman dulu untuk merebut kemerdekaan, sama halnya dengan perjuangan masyarakat saat ini untuk bisa lepas dari belenggu virus Covid-19 yang sudah hampir dua tahun bersarang di bumi pertiwi.

"Benang merahnya, kita tetap harus berjuang saat ini untuk bisa lepas dari Covid-19," ungkapnya.

Tidak hanya berjuang untuk bangkit dari pandemi dari segi kesehatan saja, namun dari sektor ekonomi, sosial dan budaya juga harus turut bangkit dan berjuang.

"Bagaimana caranya kesehatan, sosial budaya, ekonomi bisa bangkit. Silaturahmi yang sempat terputus bisa kembali berjalan meskipun dengan prokses yang ketat," tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Semarang, Muthohar menambahkan, peringatan kali ini memang berbeda. Pihaknya tidak mengadirkan veteran seperti tahun sebelumnya mengingat ada beberapa veteran yang sedang sakit. 

"Kami doakan, kami silaturahmi dengan mereka," ucapnya.