Perlu kebijakan antisipatif dan adaptif sebagai panduan etis dan legal dalam menyikapi perkembangan teknologi di era pemanfaatan kecerdasan buatan saat ini.
- Aplikasi LIBAS Polrestabes Semarang Mendapat Award dari JMSI
- Ganjar Pranowo Pastikan Program Bantuan Sosial Disalurkan Ke Masyarakat
- Korban Jiwa Banjir Kota Batu Bertambah Dua Orang
Baca Juga
"Dunia semakin cerdas dengan teknologi berkembang cepat, bila tidak disikapi secara bijaksana akan jadi ancaman," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, Rabu (21/6).
Menurut Lestari, penyikapan terhadap kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) sangat dipengaruhi bagaimana kita menempatkan perkembangan teknologi dalam aspek kemanusiaan itu sendiri.
Karena, Rerie sapaan akrab Lestari berpendapat, salah satu kekhawatiran adalah semakin manusia bergantung pada teknologi, manusia akan semakin kehilangan nilai.
Selain itu, manusia berpotensi tidak dapat mengontrol dirinya, tunduk pada alat yang diciptakan.
Kekhawatiran lain, tambah Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, kecerdasan buatan dengan ragam aplikasi cerdas dapat mengganti peran pekerja di berbagai sektor, termasuk pendidikan.
Sehingga, tegas Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, keberadaan teknologi modern dengan ragam tawarannya, menuntut kita untuk berpikir tentang masa depan manusia, khususnya masa depan generasi penerus bangsa.
Sehingga, tambah Rerie, jika kita tidak melakukan persiapan dan antisipasi perkembangan AI dengan sejumlah kebijakan yang tepat, kemudahan yang kita dapatkan berpotensi akan berubah menjadi bencana.
- Dirlantas Polda Jateng Pimpin Deklarasi Wilayah Bebas Knalpot Brong di Wonogiri
- Bantuan Subsidi Upah 2021 Cegah PHK
- Perjuangan Ratu Kalinyamat Harus Jadi Inspirasi Penguatan Maritim Nasional