Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah mencatat pertumbuhan ekonomi provinsi pada triwulan I 2023 lebih tinggi dibanding angka nasional.
- Pangsa Pasar Ekonomi Syariah di Jateng Capai 14 Persen
- Makroprudensial Sebagai Penjaga Stabilitas Moneter Menuju Indonesia Maju
- BI Dorong Penyediaan Rupiah Layak Edar
Baca Juga
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra mengatakan, ekonomi Jateng pada triwulan I 2023 tumbuh 5,04 persen.
“Angka tersebut lebih tinggi jika dibanding pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,03 persen,” kata Rahmat, di Kota Semarang, Rabu (10/5).
Dari sisi pengeluaran, lanjut dia, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah bersumber dari konsumsi Rumah Tangga yang memiliki andil terhadap PDRB sebesar 3,11 persen.
Pertumbuhan positif Konsumsi Rumah Tangga sejalan dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) masih berada pada level optimistis.
“Sementara dari sisi lapangan usaha, sumber pertumbuhan berasal dari sektor lapangan usaha utama industri pengolahan yang tumbuh sebesar 4,12 persen,” katanya.
Ke depan, menurut dia, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada 2023 diperkirakan akan tetap kuat dan bisa di atas 4,5 hingga 5,3 persen (yoy).
Rahmat menjelaskan, pertumbuhan positif pada 2023 didorong dari sisi domestik, sementara sisi eksternal diperkirakan menurun.
“Di sisi domestik, kinerja investasi diperkirakan terus akan berlanjut. Sementara itu, di sisi eksternal, perlambatan akan didorong oleh penurunan permintaan ekspor produk TPT, alas kaki dan furniture di AS dan Eropa yang merupakan pasar andalan Jawa Tengah,” katanya.
Untuk melanjutkan tren pemulihan ekonomi Jawa Tengah yang berkesinambungan, menurut dia, diperlukan langkah nyata dan sinergi kebijakan dalam mempertahankan produktivitas sektor-sektor utama dan menjaga iklim investasi tetap kondusif.
- Delapan Ton Beras Digelontorkan Melalui Kios Pandawa Kita di Semarang
- BI dan Perbankan di Jateng Sumbangkan Darah di Hari Pahlawan
- BI Berharap Inflasi Jateng Bulan September Tetap Terkendali