Phapros Garap Pengadaan Obat Senilai Rp2 triliun

PT Phapros, Tbk memenangkan proyek pengadaan 36 jenis obat melalui e-catalog pada 2018 hingga 2019. Nilai total pengadaan obat tersebut mencapai Rp2 triliun.


Direktur Utama PT Phapros, Tbk, Barokah Sri Utami mengatakan, segmen obat e-catalogue akan digarap berdasarkan Rencana Kebutuhan Obat (RKO) fasilitas kesehatan diseluruh Indonesia yang ditetapkan oleh pemerintah.

Tahun lalu nilai e-catalogue yang kami menangkan sebesar Rp 498 miliar. Tahun ini nilai yang kami menangkan meningkat 100 persen lebih dari total nilai yang kami dapat saat lelang e-catalogue tahun 2017," ujarnya, dalam siaran persnya, Jumat (9/2).

Dia melanjutkan, peluang Phapros untuk masuk ke pasar e-catalogue dari tahun ke tahun semakin besar. Pada tahun 2013, nilai anggaran belanja negara terhadap produk e-catalog di sektor kesehatan mencapai lebih dari Rp 4 triliun dan angka tersebut semakin meningkat di tahun 2017 â€" 2018 yang mencapai Rp 9 triliun.

Kami turut memberikan kontribusi positif di era JKN seperti saat ini. Kami juga akan pastikan agar supply produk tetap baik dan terjaga sehingga bisa memberikan yang terbaik untuk menyukseskan program JKN/BPJS Kesehatan," ujarnya.

Berdasarkan pengumuman yang disampaikan LKPP pada akhir 2017 lalu terdapat 27 jenis obat paket lelang yang dimenangkan Phapros. Jumlah tersebut masih di luar sembilan jenis obat paket tambahan senilai lebih dari Rp 40 miliar. Total obat yang dimenangkan Phapros sebanyak 36 jenis.

Adapun dari 36 jenis obat yang dimenangkan Phapros dalam e-catalogue, Tablet Tambah Darah (TTD) dan Fixed-Dose Combination (FDC) menjadi obat TB dengan kontributor terbesar yakni mencapai lebih dari Rp 300 miliar.

Tablet Tambah Darah dan FDC merupakan program pemerintah karena aktif berusaha menurunkan penderita anemia pada remaja dan ibu hamil yang berujung menurunkan angka kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis. Sedangkan, kasus TB yang angkanya masih besar di Indonesia. Dengan dimenangkannya TTD dan FDC juga bisa semakin menguatkan komitmen kami untuk berkontribusi mengatasi kedua masalah utama di bidang kesehatan tersebut," ujarnya.