Piterpan Hadir di SMAN 1 Semarang, Lakukan Skrining Riwayat Kesehatan

BPJS Kesehatan Cabang Semarang bersama Pemerintah Kota Semarang, terus beru generasi muda minim resiko sakit melalui kolaborasi bersama Skrining Riwayat Kesehatan dan Pelayanan dan Edukasi Kesehatan Terpadu Pelajar Kota Semarang (PITERPAN), Kamis, (16/11) di SMA Negeri 1 Semarang.


Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menegaskan, siswa-siswi yang hadir pada acara ini merupakan sekian persen dari generasi muda dan akan menjadi generasi emas pada tahun 2045. Secara demografi sebanyak 70% penduduk pada tahun terssebut akan di dominasi oleh penduduk yang saat ini tengah duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).

Wanita yang akrab disapa Mbak Ita berharap, melalui kolaborasi kegiatan antara BPJS Kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Semarang dan Dinas Pendidikan Kota Semarang dapat menumbuhkan budaya siswa-siswi hidup lebih sehat. Terutama remaja putri yang nantinya akan meneruskan generasi yang lebih sehat dan maju.

“Tugas kami, memberi modal kesehatan bagi generasi yang akan datang, siswa-siswi ini merupakan calon pemimpin masa depan, maka harus menjadi generasi yang sehat. Gerakan ini tak hanya saat acara ini saja namun orang tua perlu mendukung,” ucapnya.

Siswa-siswi dapat memanfaatkan berbagai pemeriksaan kesehatan. Mulai dari Skrining Riwayat Kesehatan secara mandiri melalui Aplikasi Mobile JKN bagi siswa berusia lebih dari 15 tahun yang akan dipandu langsung oleh petugas BPJS Kesehatan. Serta, pengecekan langsung hasil skrining siswa yang beresiko penyakit Diabetes Melitus (DM), Hipertensi, jantung koroner dan ginjal kronis.

Selain itu, Pemeriksaan Indeks Massa Tubuh (IMT), Hemoglobin (HB), gula darah, tekanan darah, mata, gigi, massa tulang, skrining jiwa dan konsultasi gizi juga dapat diakses oleh seluruh peserta kegiatan PITERPAN yang hadir menjadi undangan,  antara lain siswa-siswi dari SMAN 1 Semarang, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tiga, Empat, Delapan Semarang dan Madrasah Aliyah.

Ditemui pada kesempatan yang sama, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Semarang, Andi Ashar menuturkan konstruksi mewujudkan masyarakat sehat, saat ini pada intensifikasi program promotif preventif, terutama pada usia remaja dan salah satunya dengan pemanfaatan Skrining Riwayat Kesehatan.

Skrining Riwayat Kesehatan ini dapat dilakukan setiap satu tahun sekali. Jika hasil skrinimg menunjukkan risiko rendah maka peserta akan disarankan untuk melakukan perilaku hidap sehat seperti dengan menjaga pola hidup sehat dan melakukan latihan fisik rutin minimal 30 menit sehari.

Namun, jika hasil skrining menunjukkan risiko sedang atau tinggi maka disarankan mengunjungi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) tempat peserta terdaftar untuk mengikuti Skrining Riwayat Kesehatan lanjutan. Jika hasil menunjukkan hasil yang beresiko maka peserta akan memperoleh penanganan medis lebih lanjut.

“Data yang kami himpun, dari Skrining Riwayat Kesehatan sendiri mampu menangkap 15% peserta yang memiliki faktor risiko penyakit kronis, sehingga dapat dilakukan edukasi dan tatalaksana  sedini mungkin,” ucapnya.

Andi menambahkan,  tata laksana sejak dini melalui Skrining DM dapat menangkap 26% peserta Pradiabetes dan 25% peserta dengan DM, sehingga dapat dikelola sedini mungkin agar terkendali status kesehatannya.

BPJS Kesehatan juga merilis pemanfaatan Skrining Riwayat Kesehatan yang telah diakses secara nasional oleh 15,5 juta peserta pada periode tahun 2022. Hasil skrining menunjukkkan sebanyak empat persen atau 2637,000 peserta beresiko jantung koroner, dua persen atau 257.000 peserta beresiko DM, dua persen atau 243, 000 peserta beresiko gijal kronis dan 10% atau 1,51 juta peserta beresiko hipertensi.

“Sampai semester satu tahun 2023, pemanfaatan Skrining Riwayat Kesehatan telah mencapai 10,4 juta, masih ada waktu sampai akhir tahun bagi peserta yang belum melakukan skrining. Semakin dini dan semakin rutin skrining dilakukan semakin dini pula resiko penyakit terkelola dengan baik,” pungkas Andi.