PPKM Darurat Membuat Produksi Sampah Di Kota Semarang Turun Hingga 100 Ton Per Hari

Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kota Semarang/dok
Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kota Semarang/dok

Semenjak diberlakukannya PPKM Darurat sejak 3-20 Juli yang dilanjutkan PPKM Level 4 berimbas pada menurunnya produksi sampah yang dihasilkan Kota Semarang.


Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Sapto Adi Sugihartono mengatakan, penurunannya hingga 100 ton per hari selama masa PPKM Darurat berlangsung. Jumlah penurunan ini dinilai cukup signifikan. 

Salah-satu penyebab berkurangnya produksi sampah karena adanya penutupan toko-toko, tempat wisata dan pusat hiburan selama PPKM Darurat.

Dengan adanya pembatasan terkait pengunjung tidak boleh makan ditempat seperti di restoran, warung makan dan resto hotel dan hanya boleh take away inilah yang membuat sumber produksi sampah menurun. Sehingga membuat produksi sampah menjadi bergeser ke rumah tangga. 

"Rata-rata jadi sekitar 650 ton sampah per harinya. Sebelum diberlakukan PPKM Darurat volume sampah yang masuk ke TPA Jatibarang dari bulan Januari-Juni 2021, rata-rata sebesar 750 ton per hari. Jadi penurunannya rata-rata ada sekitar 100 ton per hari selama adanya PPKM Darurat. Sedangkan biasanya, volume sampah di Kota Semarang bisa mencapai 800-900 ton per harinya," kata Sapto, Jumat (23/7).

Sapto mengatakan untuk volume sampah pada H-2 sebelum Lebaran Idul Adha 1442 H atau tanggal 18 Juli 2021 tercatat juga mengalami penurunan.

"Volume sampah pada tanggal 18 Juli 2021 lalu sebanyak 500 ton yang masuk. Lalu, untuk H-1 Lebaran pada tanggal 19 Juli 2021 dan 20 Juli 2021 datanya belum masuk, karena ada maintenance timbangan. Sedangkan volume sampah pada H+1 Lebaran atau tanggal 21 Juli 2021 ada sebanyak 490 ton," jelasnya.

Meski ada penurunan volume sampah, namun ada juga penambahan jenis sampah karena tambahan aktivitas masyarakat saat Lebaran Idul Adha. Seperti berupa plastik, besek pembungkus daging hewan kurban.

"Dengan adanya produksi sampah saat ini lebih banyak berada di lingkungan permukiman, imbauan kami kepada petugas becak- becak sampah, bisa melakukan penjadwalan dengan petugas pengangkut sampah di kontainer. Agar sampah tidak menumpuk terlalu lama. Karena sekarang kan pengangkutan sampah kontainer dilakukan malam hari," paparnya.

Dia berharap, warga juga diminta untuk tetap mengurangi produksi sampah. 

"Kalau bisa melakukan pilah sampah, setelah dipilah, kita salurkan ke bank sampah. Memang saat ini ada bank sampah yang masih libur. Tapi, kami harapkan warga bisa ikut bersama-sama mendukung program gerakan pilah sampah ataupun wegah nyampah. Yaitu memilah seperti limbah anorganik, seperti kardus, plastik, besek dipisahkan. Dan sampah organik saja yang dibuang atau residunya ke tps-tps. Hal ini bisa mengurangi sampah yang masuk ke TPA Jatibarang," tandasnya.