Kekalahan-kekalahan dua partai besar, PDIP dan Partai Gerindra yang tak mampu memenangkan kadernya di kontestasi pemilihan kepala daerah pada Rabu 27 Juni 2018 lalu kian menjadi sorotan.
- KPU Demak Adakan Rapat Tahapan Pilkada Serentak 2024
- Harus Diakui, Poros Jokowi Sudah Lebih Siap
- MUI: Ucapan Jokowi Tidak Etis!
Baca Juga
Sebab, PDIP hanya mampu memenangkan tiga kadernya di ajang Pilkada, sementara tak satupun kader Partai Gerindra yang terpilih menjadi kepala daerah.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin mengatakan, fenomena itu menandakan kalau rakyat kebanyakan ingin sosok calon pemimpin alternatif selain petahana, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto sebagai calon presiden dalam Pilpres tahun 2019 nanti.
Pasalnya, nama besar kedua tokoh itu dinilai tak mampu mendongkrak tingkat elektabilitas calon kepala daerah dari partainya masing-masing. Masyarakat katanya sudah jenuh dengan keadaan ekonomi bangsa yang kian susah dan menginginkan sosok alternatif yang kompeten untuk memperbaiki keadaan itu.
"Masyarakat sudah jenuh. Hidup rakyat makin hari makin susah. Pilkada terlaksana namun kemiskinan masih merajalela. Masyarakat butuh figur baru yang mampu membawa solusi bagi seluruh rakyat Indonesia," tegasnya saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (30/6).
Pengajar dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) ini megaku yakin bahwa dari 260 juta penduduk Indonesia, tentu ada tokoh yang mampu memberikan langkah-langkah solutif bagi semua permasalahan bangsa. Tidak seperti selama ini yang hanya terpusat pada Jokowi dan Prabowo.
"Harusnya dari jumlah penduduk yang banyak tersebut stok kepemimpinam nasional harusnya banyak. Harusnya banyak tokoh yang muncul. Di kita ini sedang krisis kepemimpinan. Oleh karena itu, (Indonesia) butuh figur baru yang solutif selain Jokowi dan Prabowo," tekan Ujang.
Sementara menyinggung acara Halal Bihalal di Universitas Bung Karno (UBK), dimana saat itu, Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subianto dua kali menyebut ekonom senior Dr. Rizal Ramli sebagai calon presiden RI, Ujang menilai bahwa aksi itu merupakan upaya Prabowo untuk memperkenalkan seorang capres alternatif ke publik.
"Ya itu tadi, salah satunya untuk memperkenalkan kepemimpinan alternatif. Kepemimpinan yang baru," pungkas Ujang.
Rizal Ramli diketahui sudah mendeklarasikan diri sebagai calon presiden dalam Pilpres 2019. Sementara Prabowo sendiri sejauh ini telah didorong kader Partai Gerindra untuk 'nyapres' pada pesta rakyat lima tahunan yang digelar tahun depan itu.
- Bareng Habib Luthfi, Ketua Gerindra Jateng Sudaryono Optimis Prabowo-Gibran Menang Sekali Putaran
- Nah, Akhirnya Megawati Restui Samani dan Bellinda Bertarung di Pilkada Kudus 2024
- Logika Fahri Hamzah: Jika KPK Benar, Maka Jokowi Salah