Prabowo-Gibran Terpopuler di TikTok

Istimewa
Istimewa

Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menjadi terpopuler di media sosial TikTok.


TikTok menilai tingkat popularitas ini diukur berdasarkan jumlah postingan dan jumlah penayangan konten mereka.

“Kata kunci tagar bertaut dengan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto unggul dengan total Post dengan mencapai angka 1.4 Juta, Prabowo juga unggul dalam jumlah views sebesar 26.2 Milliar views," ungkap Adrian Zakhary dalam siaran rilisnya pada, Rabu (14/2). 

Temuan ini berasal dari analisis dilakukan oleh Pusat Penerangan Politik (Puspenpol) terhadap TikTok, hasilnya diumumkan 13 Februari 2024.

Berdasarkan hasil analisis tersebut, pasangan calon nomor urut 02, Prabowo-Gibran, berhasil meraih popularitas tertinggi dengan 55,26 persen dari total penayangan di TikTok.

“Cawapres nomor urut 02 Gibran Rakabuming Raka juga meraih nomor wahid dari segi total post dengan 734.5 Ribu postingan, total views juga dominan di angka 14.4 Miliar Penayangan,” lanjutnya.

Direktur Strategi Puspenpol, Adrian Zakhary, menyatakan, analisis bertujuan mengevaluasi beberapa model algoritma TikTok dalam konteks kontestasi Pemilu 2024.

Mereka melakukan analisis terhadap jenis akun resmi dan non-resmi dan menemukan model algoritma TikTok pada akun non-resmi, terutama berfokus pada konten dihasilkan oleh pengguna, memiliki dampak signifikan dalam konteks politik.

Konten TikTok diunggah oleh akun resmi Prabowo mencapai 90,1 juta penayangan, sementara konten dari akun resmi Gibran mencapai 40,9 juta penayangan.

TikTok Sangat Layak Diperhitungkan Sebagai Referensi Politik

Menurut Adrian, saat ini TikTok telah menjadi platform media sosial dominan dan telah meraih pengguna dari berbagai lapisan masyarakat di Indonesia, menggantikan peran media sosial X sebelumnya lebih dikenal sebagai Twitter.

"Dapat kita amati bahwa aktivitas ramai di X (Twitter) hanya terbatas pada pengguna lama atau yang lebih tua yang cenderung konservatif dan tertarik pada isu-isu sosial atau politik tertentu. Mereka lebih suka berinteraksi dengan sesama pengguna X yang terlihat cenderung monoton," jelasnya.

Adrian mengatakan, TikTok layak dijadikan sebagai salah satu acuan penting dalam konteks politik di Indonesia.

“Masyarakat Indonesia kini lebih cerdas dalam memahami Politik. Ketika media arus utama seperti TV dan Media Daring banyak terkotak-kotak dari Kepemilikan Media yang berpihak pada pihak tertentu, dan Media Sosial (Instagram, Twitter/X, Facebook, YouTube) umumnya menjadikan followers (pengikut) sebagai saluran distribusi konten, dan atau dari Link (tautan) yang dibagikan, tapi tidak dengan TikTok dan atau Platform berbasis Short-From Video (Video Pendek),” jelas Adrian.

Adrian menyatakan, pemilihan presiden dan legislatif tahun ini akan menjadi titik balik penting dalam politik Indonesia dan akan mengubah pandangan masyarakat secara fundamental terhadap politik di masa mendatang.

"Kita bisa melihat betapa upaya penyiaran konten dan propaganda yang besar selama periode tenang ini tidak berhasil mengubah persepsi masyarakat, terutama di platform TikTok. TikTok, yang sebelumnya dianggap sebagai tempat untuk hiburan ringan atau konten-konten receh, kini telah berubah menjadi wadah bagi konten-konten yang bersifat partisipatif, mirip dengan jurnalis warga atau gerakan akar rumput, yang mampu mengubah opini dari online ke offline dengan cepat dan nyata," ungkapnya.

Adrian juga menjelaskan, mereka berhasil menguasai Feed For You (FYP) TikTok memiliki peluang besar untuk menjadi pemenang dalam Pemilihan Umum tahun ini.

"Jadi, orang yang dapat mengendalikan konten-konten User-Generated Content (UGC) dan Feed For You (FYP) TikTok saat ini, memiliki peluang besar untuk meraih kemenangan dalam Pemilihan Umum 2024," tegas dia.