Pilkada yang disebut-sebut rasa Pilpres, tuntas digelar, kemarin. Versi hitung cepat atau quick count, jagoan Prabowo Subianto di Jawa pada tumbang. Di Jabar kalah. Di Jateng kalah juga. Jatim jadi milik Demokrat Cs. Memang, Prabowo bisa berbangga hati karena jagoannya di Sumatera Utara menang telak dari jagoan PDIP. Berkaca dari jebloknya hasil pilkada di Jawa ini, apakah Prabowo tetap nekat nyapres atau akan banting setir mencalonkan orang lain?
- Catatan Simulasi Pencoblosan di TPS 02 Randuacir Salatiga, KPU Nilai Belum Sempurna, Bawaslu Singgung Antisipasi Pemilih Luar Kota
- Tanggapi Vandalisme di Solo, Gibran : Saya Tidak Anti Kritik
- Sumanto : Komandan Pacul Sukses Bawa Jawa Tengah Jadi Kandang Banteng
Baca Juga
Ada 17 provinsi yang menggelar pemilihan gubernur dalam Pilkada serentak, kemarin. Tapi lima daerah yang paling jadi sorotan karena besarnya jumlah pemilih yakni Jabar dengan 31,7 juta pemilih. Jateng 24 juta, Jatim 30 juta, Sumut dan Sulsel masing-masing 9 dan 6 juta. Jika ditotal pemilih di lima provinsi itu sekitar 100 juta. Tak main-main. Hampir 75 persen pemilih di Pilpres. Di lima provinsi itu, parpol pendukung Jokowi dan Prabowo bersaing ketat.
Cagub jagoan Prabowo di Jabar adalah Sudrajat-Syaikhu, diusung Gerindra-PKS. Dalam hasil hitung cepat, Sudrajat berada di posisi kedua. Dengan memperoleh 28-29 persen suara. Dia membuntuti Ridwan Kamil-Uu yang memperoleh 32-33 persen suara. Selisih keduanya sekitar 3-4 persen. Ridwan Kamil pun sudah mengumumkan kemenangan. Sementara Sudrajat belum mau menyerah. Dia bilang hasil hitung cepat tidak bisa merepresentasikan hasil real count. Apalagi jumlah pemilih di Jabar banyak. Ada 75 ribu TPS. "Saya sampaikan sekali lagi tidak ada satu pun yang berhak mengklaim sebagai pemenang dari hasil quick count," kata Sudrajat. Dia meminta pendukungnya terus mengawal perhitungan. Perolehan suara yang diperoleh Sudrajat memang mengejutkan banyak pihak. Bisa meningkat berkali-kali lipat. Dalam hasil survei sebelum pemilihan, mayoritas lembaga survei selalu diposisikan Sudrajat di tempat ketiga dan keempat. Dengan raihan 5-7 persen suara.
Selain di Jabar, jagoan Prabowo di Jateng juga kalah. Dari hasil hitung cepat, Sudirman Said-Ida Fauziah yang diusung Gerindra, PKS, PKB, PAN ini memperoleh 41 persen suara. Sementara petahana Ganjar Pranowo-Taj Yasin menang dengan 58 persen.
Hasil Pilgub Jatim mungkin tak terlalu diperhitungkan oleh Gerindra. Meski cagub yang ikut didukungnya, Gus Ipul- Puti kalah dari pasangan Khofifah-Emil. Pasalnya Gerindra merapat ke Gus Ipul di menit-menit akhir karena tak bisa mengusung calon sendiri.
Kemenangan paling gemilang terasa di Sumut. Cagub Edy Rahmayadi-Musa Rajeksah (Eramas) menang telak dari Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus (Joss). Pasangan Eramas mendapat 57-58 persen sementara Joss 41-42 persen.
Meski banyak jagoannya yang kalah, Wasekjen Gerindra Andre Rosiade menilai secara umum hasil Pilkada cukup memuaskan. Hal tersebut dilihat bagaimana perolehan suara Asyik di Jabar bisa mencapai 30 persen. Padahal dalam survei tak pernah diperhitungkan. "Saya yakin dalam hitung cepat bisa menyalip Ridwan karena selisihnya tipis," kata Andre saat dikontak Rakyat Merdeka, tadi malam.
Begitu juga hasil perolehan suara Sudirman Said di Jateng. Meski kalah, Sudirman bisa mendapat 41 persen suara. Padahal di "kandang banteng". Sejumlah survei hanya memprediksi Sudirman mendapat 20-30 persen suara. Tapi hasilnya bisa merangsek sampai 41 persen. Sudirman menunjukkan tajinya. Menembus benteng PDIP di Jawa Tengah. "Jika waktu kampanye ditambah 2 minggu lagi, kami yakin bisa menang," kata Andre. Dia bilang, hasil tersebut menunjukkan mesin partai bekerja efektif mendongkrak pasangan yang diusung Gerindra.
Apakah akan mengevaluasi kembali pencapresan Prabowo? Andre justru mengatakan hasil tersebut makin membuat Gerindra makin optimis mengusung Prabowo. "Kinerja partai sudah efektif. Kami yakin di Pilpres bisa menang," tegasnya.
Direktur LSI Network Adjie Alfaraby bilang, wajar jika Gerindra masih optimis. Sosok Prabowo masih berpengaruh di Pilgub Jabar dan Jateng. Prabowo bisa mendongkrak perolehan suara Sudrajat dan Sudirman. Pasangan Asyik sukses menerapkan strategi bahwa mereka didukung penuh Prabowo. Hal ini sesuai hasil survei yang menyebutkan bahwa para pendukung Prabowo loyal. Dampaknya, siapapun yang didukung Prabowo pasti akan mereka dukung. Di debat Pilkada Jabar, Sudarajat memunculkan kaus dengan tagar 2019GantiPresiden. Hal serupa juga terjadi di Jateng. Sudirman mampu memotong selisih perolehan suara dibandingkan dengan pasangan Ganjarâ€"Taj. ***
- Bawaslu Sukoharjo Gandeng Generasi Z Awasi Pilkada 2024
- Maju Pilkada Wonosobo, Paslon Gus Itab - Mas Sidqi Ogah Ada Kotak Kosong
- PDIP Terima Dua Berkas Bakal Calon Pilkada Grobogan