Premi Asuransi 2 Tahun Tak Cair, Anggota TNI di Salatiga 'Ngutang' Ke Kesatuan

Serma Hariaga saat menunjukkan bukti lembaran klaim dari Asuransi Bumiputera di rumahnya, di Salatiga, Kamis (19/8)./ RMOL Jateng
Serma Hariaga saat menunjukkan bukti lembaran klaim dari Asuransi Bumiputera di rumahnya, di Salatiga, Kamis (19/8)./ RMOL Jateng

Buntut terkatung-katungnya pencairan premi asuransi pendidikan di Bumiputera, anggota TNI dari sebuah kesatuan di Salatiga Serma Hariaga


Kepada wartawan, Serma Hariaga terang-terangan mengaku jika saat ini gali lobang tutup lobang, dan terpaksa berhutang di koperasi kesatuannya guna biaya melanjutkan pendidikan anak pertamanya ke perguruan tinggi.

"Jujur untuk masuk anak saya kuliah, saya atasi dulu dengan meminjam uang di koperasi yang ada di satuan saya. Padahal, hal tersebut tidak perlu terjadi kalau premi asuransi pendidikan di Bumiputera ini cair," kata Serma Hariaga di kediamannya, Kamis (19/8). 

Serma Hariaga menambahkan, jika kasus yang ia alami bukan dirinya saja tapi masih ada sejumlah rekan anggota TNI lainnya di Salatiga mengalami hal serupa.

"Saya sudah tidak sabar lagi,  2 tahun lebih menunggu tapi jawaban dari kantor cabang Bumiputera Salatiga hanya disuruh menunggu tanpa kepastian, ini yang bikin saya jengkel," ucapnya, kesal.

Serma Hariaga berharap, dengan dia menyampaikan ke media bisa sampai ke telinga pimpinan kantor pusat Bumiputera.

Sementara, Kepala Cabang Asuransi Bumiputera Salatiga, Cahyo Kusraharjo mengaku hal itu wewenang kantor pusat.

"Kita hanya memberikan informasi saja, saat menerima berkas kita ajukan ke pusat. Kita tidak lepas tangan, kita tetap mengawal berkas itu salah satu upaya kita membantu nasabah," tutur Cahyo Kusraharjo.

Khusus untuk kasus pencairan Serma Hariaga, Cahyo menyebutkan posisi terakhir telah diajukan 'emergensi'.

"Tapi keputusan tetap di kantor pusat. Kita tidak punya kewenangan untuk pembayaran keuangan," ucapnya.

Sementara itu, usai curhatan Serma Hariaga terkait premi asuransi pendidikan di Bumiputera menjadi viral di Salatiga. Banyak korban bernasib sama dengan Serma Hariaga.

"Saya juga korban. Ambil uang sendiri kok dipersulit," ujar seorang ibu rumah tangga enggan menyebutkan jatidirinya.