Prof Tutik : Tiga Ranah Besar Perkembangan Inovasi Teknologi di Ilmu Keperawatan

Para narasumber dalam seminar Internasional dan Lomba Kreasi Inovasi
Para narasumber dalam seminar Internasional dan Lomba Kreasi Inovasi

Prof. Dr. Rr. Tutik Sri Hariyati, Skp., MARS., FISQua, dari Fakultas Keperawatan Universitas Indonesia (UI) mengatakan, ada tiga ranah besar dalam perkembangan inovasi teknologi dalam ilmu keperawatan yaitu standarisasi, implementasi, dan adaptasi.


Sehingga, teknologi dibutuhkan dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam bidang kesehatan dan ilmu keperawatan.

Hal ini disampaikan Tutik Sri Hariyati,   secara daring dalam paparannya sebagai salah satu narasumber dalam Seminar Internasional dan Lomba Kreasi Inovasi "Kreasi Inovasi Teknologi dalam Peningkatan Pelayanan Keperawatan", Selasa (14/2).

Acara yang diselenggarakan Seminar Keperawatan Gawat Darurat, Kritis, Dan Bencana (KGDKB) Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) Regional 7 Jawa Tengah atas kerja sama dengan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Keperawatan (FKIK) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) ini bertempat di Balairung Universitas.

Lebih lanjut, Prof. Dr. Rr. Tutik Sri Hariyati menyatakan bahwa untuk memulai inovasi teknologi diperlukan metode design thinking.

"Lima design thinking yang dipaparkan tersebut meliputi empathize yaitu riset kebutuhan user, define yaitu riset kebutuhan user serta masalah yang dialami, ideate yaitu pengembangan ide inovasi teknologi, prototype yaitu pengembangan solusi berbasis ide, serta test yaitu melakukan uji coba dan perbaikan," terangnya.

Prof. Dr. Rr. Tutik Sri Hariyati yang juga merupakan guru besar pada bidang Ilmu Dasar Keperawatan dan Keperawatan Dasar, Fakultas Ilmu Keperawatan UI ini juga menyampaikan bahwa inovasi teknologi yang dilakukan dapat dilanjutkan dengan hilirisasi riset.

Hilirisasi riset tersebut, ujarnya, bercirikan luaran yang bermanfaat bagi masyarakat, bersifat multidisiplin dan terpadu, adanya komunikasi dan interaksi antara peneliti, bisnis industri, pengguna atau masyarakat, dan pembuat kebijakan.

Selain itu ciri hilarisasi riset lainnya yaitu kemitraan juga mempercepat komerialisasi produk riset dan pengembangannya lewat riset lanjutan.

"Serta value bagi peneliti mempunyai Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) dan atau paten inkubasi produk riset," tuturnya.

Hal yang ditekankan Prof. Dr. Rr. Tutik Sri Hariyati yang juga senada dengan visi kepemimpinan UKSW adalah kolaborasi.

Kolaborasi antara tenaga ahli dengan menggunakan sumber daya, fasilitas, dana riset, lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) akan menghasilkan inovasi teknologi yang dapat dikomersialisasikan. "Paradigma, strategi, visi yang sama dengan lahirnya inovasi teknologi dapat membuat lembaga litbang dan industri nyambung sehingga produktivitas akan meningkat," akunya.

Sementara itu, narasumber lainnya Assoc. Prof. Dr. Waraporn Kongsuwan, RN, Ph.D dari Faculty of Nursing Prince of Songkla University Thailand memberikan paparan bertajuk “Theory of Aesthetic Nursing Practice (ArsNURP)”.

Prof. Dr. Waraporn Kongsuwan dalam paparannya menyampaikan fokus AesNURP adalah kepedulian antara perawat dengan pasiennya, proses praktik yang melibatkan perawat dan pasien dalam proses penciptaan bersama serta pengalaman hidup bersama antara perawat dan orang yang dirawat seperti yang terungkap melalui ekspresi estetika.

Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Kewirausahaan (RIK) Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono, M.Kom., mengungkapkan bahwa banyak manfaat yang dapat dirasakan melalui seminar ini.

"Manfaat yang paling sederhana adalah pengetahuan baru bagi perawat maupun calon perawat. Manfaat lainnya adalah ide-ide baru untuk melahirkan inovasi," tuturnya.

Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono, M.Kom., juga mengungkapkan ucapan terima kasihnya kepada AIPNI atas keterlibatan AIPNI bagi UKSW yang akan membuka Program Studi (Prodi) Kedokteran dan Profesi Ners. Ditambahkannya, ilmu keperawatan adalah ilmu yang luar biasa sebab mengaitkan pengetahuan, keterampilan dan jiwa dalam satu kesatuan.

Jika tidak melibatkan jiwa, maka tidak bisa melayani dengan baik. Dari seminar ini, ide baru yang dihasilkan dapat dikolaborasikan dengan fakultas lain. Ilmu dan ide tersebut perlu didiseminasi bersama.

"Kiranya pertemuan ini menghasilkan ide baru khususnya di bidang keperawatannya," pesannya.

Senada dengan Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono, M.Kom., Wakil Dekan FKIK UKSW Kristiawan Prasetyo Agung Nugroho, M.Si., berharap acara ini dapat memberikan manfaat bagi peserta yang hadir serta berharap akan ada kerja sama secara kolaboratif ke depannya.

Disampaikannya, kegiatan ini juga dirangkai dengan lomba kreasi inovasi yang bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dalam menciptakan teknologi keperawatan, dan menghasilkan karya teknologi yang inovatif dalam meningkatkan pelayanan keperawatan.

Di sisi lain, Ketua Seminat KGDKB AIPNI Regional 7 Jawa Tengah Dr. Ns., Sidik Awaludin, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.MB., memaparkan manfaat inovasi teknologi dalam bidang kesehatan yaitu tersedianya informasi kesehatan yang akurat dan  komprehensif sehingga memberikan layanan yg terbaik.

"Data dan diagnosis kesehatan yang akurat dapat meminimalisir kesalahan. Karena itulah, kami bekerja sama menyelenggarakan seminar ini sebagai sarana menambah pengetahuan di bidang kesehatan melalui riset dan inovasi teknologi," ungkapnya.

Menyambut pernyataan Ketua Seminat KGDKB, Ketua AIPNI Regional 7 Jawa Tengah Dr. Ns, Fatkhul Mubin, S.Kp., M.Kep., Sp., Kep., Jiwa., yang turut hadir dalam acara  ini membeberkan frame AIPNI.

"Yaitu bersama dan sinergi, sehingga mari kita mengumpulkan anggota dan berlari serta bekerja bersama-sama. Jangan ada yang berjalan sendiri, tekankan kolaborasi," ungkapnya.