Puji Mbak Ita di Depan Jamaah Ngemplak Simongan Bersholawat, Gus Huda: Wanita Tiangnya Negara

Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu (Mbak Ita), saat acara Ngemplak Simongan Bersholawat, sebagai rangkaian peringatan HUT ke-477 Kota Semarang, di halaman kantor kelurahan Ngemplak Simongan, Semarang Barat, di jalan Simongan, Jumat (31/5) malam. Soetjipto/RMOLJateng
Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu (Mbak Ita), saat acara Ngemplak Simongan Bersholawat, sebagai rangkaian peringatan HUT ke-477 Kota Semarang, di halaman kantor kelurahan Ngemplak Simongan, Semarang Barat, di jalan Simongan, Jumat (31/5) malam. Soetjipto/RMOLJateng

"Wanita tiangnya agama dan negara. Semarang dipimpin oleh seorang wanita, Alhamdulillah," Demikian KH Nurul Huda, atau akrab disapa Gus Huda, menyampaikan di depan jamaah majelis sholawat bertajuk Ngemplak Simongan Bersholawat.


Acara diadakan dalam rangkaian memperingati HUT ke-477 Kota Semarang, dihadiri ribuan warga baik dari kelurahan Ngemplak Simongan maupun luar Ngemplak Simongan, bertempat di halaman balai kelurahan Ngemplak Simongan, Semarang Barat, di Jalan Simongan, Jumat (31/5) malam. 

Bahkan Gus Huda sempat berseloroh jika sore tadi sempat lewat depan Rumah Dinas Walikota Semarang menjumpai jamaah ibu-ibu pengajian, yang semuanya cantik-cantik. Ini pertanda yang baik bagi Kita Semarang. 

Mbak Ita yang hadir didampingi Camat Semarang Barat Elly Asmara dan Lurah Ngemplak Simongan Slamet Prasetyo, di atas panggung menyampaikan kebanggaannya bahwa warga Kota Semarang tetap guyub rukun, dan tetap menjaga nilai-nilai religiusitas dan kebudayaannya.

Dari kunjungannya ke kelurahan-kelurahan hampir setiap hari warga mengadakan sholawatan atau merti desa. 

"Kota Semarang metropolitan tetapi masyarakatnya tetap agamis, dengan sholawatan, bersih-bersih desa atau wilayah. Artinya kita Semarang masyarakatnya tetap nguri-uri budaya. Ini bukti semangat kecintaan kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW selalu terpelihara dengan baik," ujar Mbak Iya.

"Tentunya dengan lantunan sholawat dengan dibimbing Gis Huda, memberikan makna yang dalam karena bisa menyejukkan hati siapapun," tambahnya. 

Sementara terhadap jamaah, Gus Huda pengasuh Santri Ndalan Nusantara mengajak untuk jangan melalaikan sholat. Meski dahulu sempat berbuat maksiat, namun sudah saatnya untuk bertaubat. 

"Mbiyen wes tau mabuk nganti keser-keser, saiki sholat Ojo nganti kether. Mbiyen wes tau ghibah nganti ndower, saiki sholat ojo nganti kether (dulu sudah pernah mabuk mabukan sampai teler, sekarang sholat jangan sampai keteteran. Dulu ghibah/menggunjing orang lain sampai bibirnya diwer, sekarang sholat jangan sampai keteteran-red)," demikian Gus Huda mengajak jamaah melantunkan syair ajakan menegakkan sholat, diiringi grup Hadroh Soultuth Mahbub.