Ratusan Toko Roti di Hongaria Terancam Tutup

Kenaikan biaya produksi memaksa produsen roti di Hongaria untuk menaikkan harga roti.


Mengintegrasikan peningkatan biaya produksi yang dihadapi toko roti ke dalam harga mereka, adalah tantangan paling signifikan, dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL. 

Situs pertanian Agrokep melaporkan, mengutip apa yang dikatakan Tamas der, wakil presiden Kamar Pertanian Nasional (NAK) yang bertanggung jawab untuk industri makanan, seperti dikutip dari Hungaria Today, Kamis (5/5).

Setelah berbulan-bulan negosiasi, rantai ritel tetap menentang kenaikan harga.

Tamas der mengatakan situasi itu bisa sangat mengkhawatirkan. Kondisi ini dikhawatirkan jika toko roti Hongaria tidak lagi mampu membayar pemasok kemungkinan pemasok akan beralih ke bisnis asing. Itu berarti ekonomi Hongaria akan kehilangan usaha kecil, pekerjaan, dan komoditasnya.

Namun, Tamas der juga menyadari, bahwa harga yang lebih tinggi akan mengurangi pembelian. Pelanggan yang berhati-hati dengan pengeluaran mereka, cenderung beralih ke produk yang lebih murah walaupun kualitasnya sediit lebih rendah.

Jozsef Septe, Presiden Asosiasi Pembuat Roti Hongaria, memperingatkan potensi bencana dari situasi ini.

Dari sekitar 900 toko roti yang beroperasi di seluruh negeri, dengan jumlah pekerja 15-20 ribu orang, setengahnya  diperkirakan akan tutup pada periode berikutnya, atau akan dibeli oleh pelaku pasar yang lebih besar.

Akuisisi tertentu sudah berlangsung, bahkan toko roti yang paling stabil pun berpotensi menghadapi keruntuhan. Pengeluaran per kilogram roti tawar telah meningkat sejak 2019. ni.

Situasi ekonomi domestik saat ini adalah salah satu masalah paling relevan yang dihadapi Hongaria saat ini. 

Inflasi telah tumbuh menjadi 8,6 persen di bulan Maret, pembatasan harga telah diberlakukan untuk makanan dan bahan bakar, belum lagi biaya yang harus dibayar Hongaria untuk impor energinya.