Relokasi Perusahaan Dorong Kinerja Investasi Jateng di 2023

Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah memperkirakan kinerja investasi pada 2023 akan mengalami pertumbuhan seiring relokasi perusahaan ke provinsi ini.


Kepala Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah, Rahmat Dwi Saputra mengatakan, pertumbuhan ekonomi provinsi ini di 2023 diperkirakan berada pada kisaran 4,5 hingga 5,3 persen.

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada 2023, kata dia, didorong oleh sisi domestik. "Sementara sisi eksternal diperkirakan menurun," kata Rahmat di sela-sela "Angkring in The Morning" (updAte iNformasi dan perkembanGan eKonomi RegIonal jatenG), Kamis (9/2). 

Di sisi eksternal, lanjut dia, perlambatan didorong oleh penurunan permintaan ekspor produk tekstil dan produk tekstil, alas kaki, dan furnitur di Amerika Serikat dan Eropa yang merupakan andalan Jawa Tengah.

Sementara di sisi domestik, kinerja investasi diperkirakan tumbuh, namun untuk kinerja konsumsi rumah tangga masih bertahan.

Pada 2022, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tumbuh 5,31 persen (yoy) meningkat dibandingkan 2021 sebesar 3,33 persen. 

Perbaikan ekonomi Jawa Tengah, kata Rahmat, terutama didorong oleh peningkatan permintaan domestik, terutama konsumsi rumah tangga dengan andil sebesar 3,24 persen.

Dari sisi lapangan usaha, sumber pertumbuhan berasal dari lapangan usaha transportasi dan pergudangan serta industri pengolahan. 

Sedangkan, inflasi Indeks Harga Konsumen pada tahun 2023 diperkirakan akan kembali ke dalam sasaran 3,0±1%. Pemicunya antara lain prakiraan dampak gelombang panas meningkatkan tekanan keterbatasan pasokan masih bergantung impor, ancaman krisis pupuk berpotensi memperburuk dan memperpanjang krisis pangan, terjadi gangguan pasokan daging sapi. 

"Hal ini dikarenakan pada 2022 peternak memotong hewan ternaknya akibat kekhawatiran akan penularan PMK (Penyakit Mulut dan Kuku)," terang dia.