Revitalisasi Balekambang Dengan Konsep Kebun Raya (Botanical Garden)

Skywalk Fasilitas Baru Di Taman Balekambang Diresmikan Sabtu (17/02). Foto: Dian Tanti Burhani/RMOLJateng
Skywalk Fasilitas Baru Di Taman Balekambang Diresmikan Sabtu (17/02). Foto: Dian Tanti Burhani/RMOLJateng

Solo - Warga Solo dan sekitarnya bakal menikmati wajah baru Taman Balekambang yang sudah selesai  direvitalisasi. Taman peninggalan KGPAA Mangkunegara VII ini dibuka perdana sebagai lokasi perayaan HUT ke-279 Kota Solo, Sabtu (17/02).

Revitalisasi Taman Balekambang Solo ini menelan anggaran hingga Rp154.7 miliar yang disalurkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka berharap agar Taman Balekambang ke depannya bisa jadi pusat kebudayaan Jawa di Kota Solo, khususnya dimana para seniman, budayawan, dan masyarakat dapat memanfaatkan taman ini dengan baik. 

"Bisa diisi konten kreatif, gamelan, pentas wayang orang, ketoprak, atau aktivitas lain yang melibatkan anak muda dan teman-teman kreatif lainnya," ucap Gibran, Jumat (16/02) kemarin.

Kondisi Taman Balekambang usai direvitalisasi tetap bertema kebon raya (botanical garden) meski ada sentuhan modern di dalamnya tanpa menebang keberadaan pohon-pohon besar dan tua yang telah ada sebelumnya. Dengan luas taman sebesar 9.8 hektar, ada beberapa fasilitas tambahan.

Fasilitas tambahan tersebut mencakup panggung terbuka dengan kapasitas penonton mencapai 1.000 orang, skywalk, gedung pertunjukan berkapasitas penonton 400 orang, serta Java Innovation Center dan Taman Gastronomi. 

Ada juga Balai Tirtoyoso, Balai Apung, serta panggung kolam Partini Tuin. Terdapat juga fasilitas foto kenangan atau pre-wedding yang pastinya berbayar. 

Untuk sementara tiket masuk untuk umum adalah Rp.5000 per orang. Harga tiket masuk bagi wisatawan asing dipatok dengan harga Rp.25.000 per orang. Sementara untuk tiket pertunjukan adalah Rp.15.000 per orang.

Taman Balekambang dibangun pada masa pemerintahan KGPAA Mangkunagoro VII (1916-1944) dan diresmikan pada 26 Oktober 1921. Sejarahnya, taman ini digagas oleh KGPAA Mangkunegoro VII yang membangunnya untuk kedua putrinya yakni GRAy Partini dan GRAy Partinah.

KGPAA Mangkunegoro VIII kemudian membuka taman ini untuk umum.

Dengan terbukanya taman untuk umum, banyak pertunjukan-pertunjukan kesenian rakyat seperti ketopak dan wayang orang sering tampil di Taman Balaikambang. Grup lawak legendaris Srimulat juga sering tampil di panggung hiburan Balekambang.