Bermodal kemampuan sebagai seniman seni rupa, Tamakun (36) bisa membuat batik tulis yang bercerita layaknya komik. Teranyar, ia sedang membatik kisah epos ramayana di rumahnya.
- Museum Purbakala Patiayam Kudus Jawa Tengah Kini Segera Memiliki Koleksi Baru Berupa Fosil Gajah Dan Kerbau Berusia Ribuan Tahun.
- Mempertahankan Kebudayaan Kekuatan Sebuah Negara
- Konser Amal Munajat Cinta Hadirkan Penyanyi Opic di Kawasan Wisata Kemuning Sky Hills
Baca Juga
"Saya sekarang sedang membatik bagian pertama kisah ramayana yaitu kelahiran Sri Rama di kain sepanjang empat meter dengan lebar 1,05 meter," katanya sembari mewarnai dengan kuas, Minggu (3/10).
Ruang tamu rumahnya di kelurahan Podosugih, terbentang kain yang sebagian sudah diwarnai. Sebagian lagi masih berupa sketsa batik dengan aroma malam yang masih menempel.
Tampak corak batik tulisnya layaknya lukisan berbentuk tokoh dengan gambar realis. Sekilas, coraknya mengingatkan pada lembar komik yang bernarasi.
la berencana membatik kisah ramayana di kain sepanjang 33 meter. Cara pewarnaannya dengan metode kuas seperti melukis atau dalam dunia batik disebut dengan teknik coel.
Batik dari Tamakun Art memang berbeda dengan corak tradisional yang menggambar alam. Ia menamakan coraknya adalah realis, seperti lukisan.
Ia bisa membatik tulis dengan corak seperti lukisan realis di bidang kain. Spesialisasinya adalah mengubah narasi atau cerita dalam seni batik tulis.
"Saya memang suka gambar, dulu setelah lulus SMK, saya ikut orang (desainer) dan melukis kainnya (bukan batik). Itu sekitar 2004," tuturnya.
Lalu, ia bertemu dengan seorang peneliti batik dari Korea yang kuliah di UKSW Salatiga. Dari situ, ia bekerjasama untuk mengembangkan batik dengan dasar kemampuannya melukis.
"Awalnya ditanya soal batik, sedikit banyak tahu karena saya orang Pekalongan. Lalu, ia mensupport saya untuk mengembangkan batik saya sendiri, termasuk memodali saya," kenangnya.
Niat terjun ke dunia batik, ia pun mencari gaya yang beda dari yang lain. Akhirnya, ia memaksimalkan kemampuannya melukis realis dan membuat komik menjadi ciri khas batiknya.
Ia tetap mendasarkan pada batik tulis, hanya corak serta teknik pewarnaannya yang berbeda. Karya batiknya sudah sampai ke luar negeri mulai Australia hingga Italia.
"Kalau pandemi jangan tanya, dulu dari 30 pesanan hanya lima yang jadi. Jelas berpengaruh. Tapi sejak ada vaksinasi Covid-19 sudah mulai meningkat lagi," jelasnya.
Tamakun menjual karyanya dari berbagai macam harga mulai dari yang terkecil Rp 400 ribu hingga jutaan rupiah. Harga tergantung pada ukuran kain batik.
Khusus untuk batik Ramayana,ia menjual dengan harga Rp 4 juta per meter. Atau mencapai Rp 132 juta jika batiknya itu selesai.
- Dua Temuan Situs Purbakala Terancam Terendam Bendungan Jragung
- Seni Barongan Meriahkan Festival Olahraga Rekreasi di Gor Indoor Batang
- Pemkot Semarang Dukung Kebaya Jadi Warisan Budaya UNESCO