Segera Dipasang, Pipa Resapan di Wilayah Potensi Kekeringan di Semarang

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi terus berupaya mendorong perbaikan kualitas lingkungan di wilayah ibu kota Jawa Tengah. Persoalan kekeringan pun tak luput dari perhatiannya, terlebih pada wilayah - wilayah yang berpotensi mengalami krisis air pada musim kemarau.


Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu pun melibatkan banyak pihak, termasuk pihak akademisi melalui kegiatan pengabdian masyarakat.

Hal tersebut terlihat saat Hendi menghadiri kegiatan penanaman pipa resapan bersama Universitas Semarang, Kamis (9/6).

Bertempat di Kelurahan Jabungan, Kecamatan Banyumanik, kegiatan itu bertujuan mengatasi persoalan kekeringan di daerah tersebut yang beberapa kali menimbulkan permasalahan krisis air. Tak hanya itu, penanaman pipa resapan juga diharapkan dapat mengurangi potensi terjadinya genangan air di musim penghujan.

Hendi mengapresiasi kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Universitas Semarang untuk memberikan solusi dalam menjawab berbagai tantangan pembangunan Kota Semarang hari ini. Terkhusus dalam kaitan pipa resapan horisontal, dirinya menilai inisiasi tersebut memiliki efek besar dengan biaya konstruksi yang relatif murah. Untuk itu Hendi mengharapkan kegiatan tersebut dapat terus dilanjutkan.

“Bagus yang dilakukan oleh USM, dengan metode yang sederhana bisa meresapkan air sehingga kita mempunyai cadangan air pada saat kekeringan, juga mengurangi banjir," tutur Hendi.

"Jadi ini sederhana karena biaya pembuatannya 1.250.000. Bismillah kita akan anggarkan lagi tahun depan dan kita letakkan di tempat-tempat yang punya potensi kekeringan dan banjir di Semarang,” imbuhnya.

Tak kurang dari 90 pipa resapan dipasang, terdiri dari 45 pipa di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang, dan 45 pipa di Kelurahan Jabungan Kecamatan Banyumanik. Diharapkan,  daerah yang telah terdapat pipa resapan dapat meningkat daya serap air hujannya, untuk memperbaiki air tanah dan mengurangi debit banjir setiap tahunnya.

“Mewakili masyarakat di Jabungan termasuk masyarakat Kota Semarang saya berterima kasih atas sebuah pengabdian dari perguruan tinggi untuk mengatasi permasalahan kekeringan dan banjir di Kota Semarang. Hal ini penting bersamaan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup dan Lustrum ke-7 USM, bagaimana peran USM bisa terlibat secara aktif mengatasi problem di Semarang,” tegas Hendi.

Selain itu Hendi juga menyampaikan pesan agar masyarakat lebih menyadari persoalan isu lingkungan, situasi lingkungan menjadi tidak seimbang karena sebenarnya subjeknya adalah manusia.

“Kalau begitu kita juga turut memperbaiki alam dengan menanam pepohonan, jika pepohonan semakin jarang maka tidak mampu meresap air hujan, banjir dan tidak ada resapan maka air tanah berkurang dan menyebabkan kekeringan,” tekannya.