Seminggu Banjir, Harga Sembako di Semarang Mulai Turun

Monitoring harga dan stok kebutuhan pokok dilakukan tim pengendalian Disdag Kota Semarang rutin di beberapa pasar tradisional selama bulan Ramadan. Dicky Aditya/Dok.RMOLJateng
Monitoring harga dan stok kebutuhan pokok dilakukan tim pengendalian Disdag Kota Semarang rutin di beberapa pasar tradisional selama bulan Ramadan. Dicky Aditya/Dok.RMOLJateng

Bak pameo,dibalik bencana selalu ada berkah, mungkin ini yang dirasakan warga Semarang. Ya, usai dikepung banjir selama sepekan, harga sembako justru mengalami penurunan.


Pantauan RMOLJateng di Pasar Jatingaleh, Selasa (19/3), harga sembako sebagian telah turun lagi pasca banjir seminggu ini. 

Harga naik saat banjir diduga penyebabnya adalah stoknya tidak ada, tetapi permintaan masyarakat juga sama tingginya. Bagi para pedagang, stok mulai normal pasca banjir dan dampaknya harga juga turun sendirinya. 

Harga daging sapi salah satunya, harganya telah turun dari sebelumnya Rp 132 ribu kini menjadi Rp 128 ribu. Kenaikan harga yang belum normal ada untuk beras dan telur ayam. 

Beras harganya sempat turun dan naik saat Semarang banjir, naiknya dari Rp 14 ribu per kilogram jadi Rp 17-18 ribu. Sementara telur, harganya naik Rp 3-4 ribu di para pedagang, yakni rata-rata dijual Rp 30 ribu per kilo. 

Kendati begitu, banjir yang melanda Semarang selama seminggu tetap menuai keluhan warga yang setiap hari kebingungan mencukupi kebutuhan rumah tangga.

Demi memenuhi kebutuhan, mereka walaupun sembako dan bahan pangan harganya tinggi terpaksa harus tetap membeli demi keluarganya. 

Erina, warga Tlogosari, misalnya. Menurut dia, harga kebutuhan pokok sudah mahal dan semakin naik tidak sesuai budget harian seminggu ini. 

Termasuk stoknya juga sedikit, di pasar banyak penjual libur ketika banjir dan pembeli yang dirugikan.

"Beberapa hari ini tidak bisa belanja karena penjual yang jualan biasanya, libur ternyata karena banjir. Akhirnya tidak jadi, dan belanjanya di warung, harganya semuanya mahal stoknya juga sedikit," kata Erina.