Singgung Relawan, Warga Sukoharjo Dijemput Ambulans Untuk Klarifikasi dan Minta Maaf

Puluhan relawan dari Komunitas Perkumpulan Driver Ambulans se-Solo Raya (Pedas) tersinggung ucapan seorang warga Karanganyar yang beredar di grup WhatsApp. RMOL Jateng
Puluhan relawan dari Komunitas Perkumpulan Driver Ambulans se-Solo Raya (Pedas) tersinggung ucapan seorang warga Karanganyar yang beredar di grup WhatsApp. RMOL Jateng

Puluhan relawan dari Komunitas Perkumpulan Driver Ambulans se-Solo Raya (Pedas) dengan membawa ambulan berkumpul di kantor Kecamatan Jaten, Selasa (13/7) malam.


Tujuannya untuk meminta klarifikasi AS (48), warga Sukoharjo yang merupakan simpatisan Komunitas Relawan Jalak Lawu. Warga tersebut menulis komentar di group WhatsApp dinilai menyinggung relawan.

Dalam chatnya di grup (WA), AS berkomentar "AMBULAN KORONA setan tenan marai brisik nang kuping arep misuk piye ora yo koyo2 HHHH".

Akhirnya tangkapan layar dari komentar AS beredar luas hingga ke grup WA Komunitas Pedas. Upaya mencari AS sudah dilakukan. Untuk menghindari hal yang tidak diharapkan, Camat Jaten Hari Purnomo berupaya melakukan mediasi.

Sampai akhirnya AS akhirnya datang ke kantor Kecamatan Jaten dengan dijemput mobil ambulans. Dalam mediasi tersebut AS membenarkan dirinya menulis komentar di grup WA 

"Gara-gara sering dengar di HT suara ambulans, ketok ngganggu," akunya.

Selanjutnya AS membuat surat pernyataan bermaterai dan membacanya di hadapan para relawan tidak akan mengulangi perbuatan serupa. Dia siap menerima sanki hukum jika melakukan hal yang sama. 

Awalnya AS juga mendapatkan sanksi sosial dengan mencuci ambulans sambil menggunakan baju APD. Namun kondisinya yang tidak memungkinkan seperti kebingungan sanksi dibatalkan meski AS sudah menggunakan APD. 

Ketua Umum Komunitas Pedas Nanang Choeroni sebut para relawan merasa tidak terima atas komentar AS di group WA. Awalnya mereka mengira AS juga masuk sebagai anggota relawan Jalak Lawu sesuai nama group WA. Setelah ditelusuri hanyalah simpatisan.  

"Rekan-rekan se Soloraya jengkel, menyesal kok ada seperti itu. Tadi belum ada pemberitahuan kalau dia itu bukan anggota jalak Lawu. Kita menyesalkan dan yang menghina itu kan juga relawan ternyata tadi sudah diklarifikasi oleh tim jalak Lawu dan itu ternyata simpatisan," imbuhnya.  

Ketua Komunitas Relawan Jalak Lawu, Giyarto menegaskan, AS hanyalah adalah simpatisan bukan anggota dan tidak memiliki KTA. Namun simpatisan di Sukoharjo membuat gruop WA dengan nama Jalak Lawu.  

"Dengan kejadian ini kita langsung bubarkan grup WA, kalau masih mau bikin grup WA jangan pakai nama Jalak Lawu," pungkasnya.