Sinoeng Tertarik Pengelolaan Sampah Digital Libatkan Programmer yang Diterapkan Kota Malang

Pj Wali Kota Salatiga Sinoeng N Rachmadi mengaku tertarik dengan tata cara pengelolaan dalam mencegah 'Sampah Digital' yang terapkan kota inspiratif, Malang.


Disampaikan Sinoeng, dari pengelolaan Sampah Digital dapat bertemu beberapa admin,

"Yang kemudian, dilakukan pengecekan. Termasuk pula, soal fasilitasi terkait dengan updating website waktu sampai kemudian struktur. Jangan sampai, 'wonge wis' pensiun, websitenya belum diganti," terang Sinoeng usai melakukan kunjungan kerja ke Pemkot Malang dan Kabupaten Malang, selama 4 hari hingga Kamis (1/3) ini.

Hadir menyambut langsung kunker Pj Wali Kota terlihat Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang Erik Setyo Santoso mewakili Wali Kota Malang, Sutiaji beserta Asisten.

Sinoeng juga mengajak pewarta yang biasa melakukan peliputan di Salatiga, belajar kolaborasi dalam mengawal pembangunan pemerintah daerah di Pemkot Malang.

Kunjungan kerja yang melibatan sejumlah OPD di lingkungan Pemkot Salatiga itu, diikuti semua media baik media cetak, televisi dan online yang  kesehariannya bertugas di kota Salatiga.

Diakui Sinoeng, kedatangannya mengawal para awak media ke Pemkot Malang dalam rangka peningkatan pengetahuan kehumasan dan protokol serta  pembinaan dan pengembangan mitra media.

Dalam sekapur sirihnya, Kota malang adalah kota kenangan dan romantisme. Akan tetapi yang tidak kalah penting adalah keramahtamahannya, esemnya, kemudian sumehnya.

"Namun demikian 'guyon maton', maksudnya 'guyon' pada waktunya, 'maton' pada pekerjaannya. Satu kata untuk Pemkot Malang, inspiratif," kata Sinoeng di Pendopo Kantor Kota Malang, Rabu(01/03/2023).

Diakui Sinoeng dapat mengunggah sekaligus membuncah komitmen kota Salatiga untuk belajar berkolaborasi dan sinergi  sehingga bisa maju selangkah lebih maju dan bertahap.

"Mudah-mudahan ini menjadi satu sinergitas dan kolaborasi antar daerah yang luar biasa dan meningkatkan daya saing untuk saling bersanding dalam kerjasama yang lebih elok dan simbiosis mutualisme," pungkasnya.

Sebelumnya, Sekda Kota Malang Erik Setyo Santoso menyebutkan satu OPD  bisa memiliki puluhan aplikasi.

"Dan dalam perkembangannya aplikasi-aplikasi ini yang dibikin bertahun-tahun atau beberapa waktu yang lalu itu banyak juga yang jadi sampah digital," pungkas Erik.

Sehingga, lanjut dia, dalam upaya-upaya perkembangan lanjutannya Pemerintah Kota Malang mengarahkan agar setiap aplikasi bisa dikomunikasikan.

Adanya integrasi berujung tidak perlunya data di aplikasi karena hanya harus entry data di aplikasi saja. Dan, dalam perjalannya yang melakukan entri data hanya Kominfo saja. Kemudian, nantinya secara bertahap di lakukan verifikasi.

"Bagaimana aplikasi-aplikasi di setiap OPD ini bisa saling berkomunikasi, sehingga program satu data ini dan lain-lain itu bisa disinergikan. Karena itulah saat ini para programmer-programmer itu kita kumpulkan di dinas Kominfo," tandasnya.

Jika satu OPD butuh aplikasi untuk memudahkan dalam melakukan pekerjaan, diakuinya di Pemkot Malang tinggal 'request'. Sehingga, tidak perlu lagi membuat aplikasi baru.

"Kita tinggal mengembangkan dab menambahkan fitur-fitur tertentu ini saja," imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, juga diadakan dialog untuk ngangsu kaweruh terhadap keterbukaan informasi  di Kota Malang yang nantinya dapat diadopsi untuk Kota Salatiga.