SMRC: Jokowi Masih Unggul, Tapi Prabowo Terus Menguat

Hasil sementara dari Pilkada Serentak 2018 menunjukkan peluang Joko Widodo sebagai calon presiden masih lebih baik dari Prabowo Subianto.


Penilaian itu berdasarkan kemenangan anggota koalisi pendukung pemerintah di Pilkada Serentak. Jadi, bukan hanya melihat kekalahan besar PDI Perjuangan dalam Pilgub yang digelar di 17 provinsi.

"Walaupun, untuk tataran gubernur, banyak calon PDIP kalah, tapi kita tidak bisa melihat seperti itu. Calon lain dari partai pengusung Jokowi juga banyak yang menang," ujar Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Djayadi Hanan, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (2/7).

Kembali soal Pilpres, Djayadi yakin masyarakat calon pemilih akan lebih melihat calon yang bertanding ketimbang partai yang mendukung. Peluang menang-kalah tidak bisa ditentukan oleh koalisi partai atau berdasarkan kemenangan di Pilkada Serentak.

"Jadi ini soal individu dan siapa lawannya. Kalau secara umum berdasarkan hasil Pilkada sementara ini, peluang Jokowi masih lebih baik dari Prabowo," tambahnya.

Kendati begitu, kubu pendukung Jokowi masih harus mewaspadai masifnya gerakan oposisi, terutama Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), di beberapa daerah. Ia mencontohkan Sumatera Utara, Jawa Barat dan Jawa Tengah.

"Di exit poll kami pada hari H Pilkada, 27 Juni 2018, Prabowo masih menempati posisi tertinggi sebagai capres di Jabar," ungkapnya.

Intinya, sampai sekarang Jokowi diprediksi masih unggul dalam laga Pilpres 2019. Tapi di sisi lain dan di waktu bersamaan juga ada penguatan dukungan kepada Prabowo.

"Misalnya di Kalbar, kita lihat ada sentimen Islam. Sentimen Islam lebih cenderung berpihak ke Prabowo. Ini jadi berita baik buat kubu Prabowo dan menjadi suatu yang diwaspadai oleh kubu Jokowi," jelas Djayadi.