Spanyol Diserang Teror Jarum Suntik

Warga Spanyol saat ini sedang dihebohkan teror jarum suntik yang menyerang orang-orang di keramaian. Beberapa pengunjung di sebuah acara mengaku menjadi korban serangan teror aneh yang sebelumnya dilaporkan di sejumlah negara Eropa.


Belum diketahui kandungan zat yang digunakan pelaku dalam suntikannya, tetapi satu detail aneh dalam kesaksian korban mungkin menghubungkan serangan itu dengan serentetan serangan jarum suntik serupa di Prancis.

Peristiwa bermula saat orang-orang berkumpul di Pamplona untuk menyaksikan Festival San Fermin yang menampilkan acara lari banteng selama akhir pekan. Empat pemuda – tiga perempuan dan satu laki-laki – mengatakan kepada polisi bahwa mereka merasakan sensasi dicubit sebelum diliputi pusing, mual, muntah, dan keringat dingin.

"Keempatnya dibawa ke rumah sakit oleh teman-teman mereka," El Mundo melaporkan pada hari Selasa, seperti dikutip dari AP, Rabu (13/7).

Informasi mengatakan tidak ada yang mengalami pelecehan seksual, dan tidak ada zat beracun yang ditemukan dalam sampel dari para korban.

Sementara otoritas nasional telah membuka penyelidikan, polisi tidak tahu pelaku dan alasan  melakukan serangan.

"Tidak ada yang konkret dan tidak ada yang jelas saat ini," kata seorang sumber polisi kepada El Mundo.

“Kami membutuhkan lebih banyak waktu," ujarnya.

Namun, keempat korban mengatakan kepada polisi bahwa mereka ingat "sekelompok anak muda Prancis" di samping mereka pada saat terjadi serangan.

Dua minggu sebelumnya, pihak berwenang di Prancis menahan dan mendakwa beberapa tersangka karena diduga menusuk orang dengan jarum suntik di klub malam dan konser.

Sebagian besar korban adalah wanita muda, dan 1.004 dari mereka mengajukan pengaduan resmi sejak Januari, menurut laporan Associated Press.

Dalam kasus-kasus yang mengakibatkan tuntutan, tes medis tidak menunjukkan tanda-tanda zat berbahaya pada korban. Mereka menunjukkan gejala yang mirip dengan yang ada di Spanyol, dan memiliki tanda-tanda suntikan yang terlihat, termasuk bekas tusukan dan memar.

Polisi menemukan jarum suntik dan obat-obatan dalam barang-barang milik setidaknya dua tersangka, tetapi laporan toksikologi gagal menunjukkan bahwa obat-obatan ini disuntikkan ke para korban.

Namun, kecuali tes dilakukan segera, keberadaan GHB - obat bius kuat yang dikenal sebagai 'Date-Rape Drug' - bisa tidak diketahui, karena meninggalkan aliran darah dalam waktu 12 jam.

“Kami tidak menemukan obat-obatan atau zat atau bukti objektif yang membuktikan pemberian zat dengan maksud yang salah atau kriminal. Yang paling kami takuti adalah orang yang tertular HIV, hepatitis, atau penyakit menular lainnya,” kata seorang dokter yang menangani banyak korban di kota Nancy, Prancis, kepada NPR bulan lalu.

“Tidak ada kesamaan antara kasus-kasus itu. Satu-satunya hal yang serupa adalah orang-orang disuntik dengan jarum dalam konteks perayaan di berbagai tempat di Prancis,” tambah seorang pejabat polisi.

Peningkatan serangan jarum suntik juga dicatat oleh otoritas Inggris Oktober lalu, sementara kasus yang tersebar telah dilaporkan di Belgia dan Belanda.