Sukoharjo Gencar Budayakan Minum Jamu

Hari Jamu Nasional

Kabupaten Sukoharjo terus melakukan inisiasi atau gerakan sosialisasi minum jamu sebagai minuman kesehatan khas Indonesia.


Salah satunya dengan gerakan minum jamu, terlebih Kabupaten Sukoharjo memiliki predikat sebagai Kota Jamu.

Bertepatan dengan Hari Jamu Nasional, Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, Wakil Bupati Agus Santosa bersama pejabat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) menginisiasi kembali gerakan atau kampanye minum jamu bersama, di Pendopo Graha Satya Praja (GSP), Jumat (27/5).

Kampanye tersebut didukung juga oleh Ketua DPRD, Wawan Pribadi, Kapolres AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, Dandim Letkol Inf Agus Adhy Darmawan, Kajari Hadi Sulanto, dan pejabat di lingkungan Pemkab Sukoharjo.

"Jadi, kegiatan minum jamu seperti ini tidak hanya pas memperingati Hari Jamu saja, tapi sudah menjadi kebijakan Pemkab Sukoharjo setiap hari Jumat, momen ini untuk mengajak masyrakat untuk membiasakan diri minum jamu demi kesehatan," ujar Bupati Sukoharjo, Etik Suryani.

Menurutnya, kebijakan tersebut diambil dalam upaya melestarikan jamu yang merupakan budaya warisan leluhur. Terlebih lagi, Kabupaten Sukoharjo sudah ditetapkan sebagai kabupaten jamu oleh pemerintah pusat.

"Selain untuk melestarikan jamu, kebijakan minum jamu setiap hari Jumat juga untuk mendukung pelaku UMKM jamu agar tetap eksis, terlebih di masa pandemi saat ini," ungkap Bupati.

Bupati juga mengatakan, kebijakan minum jamu setiap hari Jumat, pelaku UMKM jamu di Kabupaten Sukoharjo tetap ekses sehingga perekonomian masyarakat terus meningkat. Terlebih lagi, Kabupaten Sukoharjo juga sudah memiliki kampung jamu dan juga Pasar Jamu Nguter.

Menurut bupati, jamu sudah menjadi warisan leluhur dan sudah dikenal sejak lampau. Bahkan di waktu dulu, jamu menjadi minuman wajib orang-orang terdahulu. Karena jamu dipercaya dan diyakini mampu menjaga stamina.

Ketua Koperasi Jamu Indonesia (Kojai) Sukoharjo, Suwarsi Moertedjo, menyatakan kini menimum jamu sudah menjadi gaya hidup masyarakat modern. Mereka meminum jamu secara rutin guna menjaga kebugaran dan imunitas tubuh. Hal ini berimplikasi pada tumbuhnya industri jamu di berbagai daerah.

Jumlah pengrajin jamu makin bertambah seiring dengan tingginya permintaan jamu herbal. Jumlah penjual jamu gendong asal Nguter lebih dari 1.000 orang. Mereka tersebar di setiap daerah di Tanah Air. Sementara pengusaha jamu skala menengah hingga besar berjumlah sekitar 100 pengrajin.

"Saya berharap eksistensi jamu terjaga sebagai warisan budaya Indonesia," kata Murtejo.

Dukungan Hari Jamu Nasional juga diberikan para pelaku industri jamu di Sukoharjo, seperti Budiharto, pemilik jamu Ragabumi dan Cafe Jamu Handayani Food Court. Yakni dengan menggratiskan menimang jamu khusus hari Jamu Nasional. 

"Tentu saja kami mendukung penuh kampanye jamu, bertepatan dengan hari Jamu Nasional, kami gartiskan minuman jamu di Handayani," ungkap Budiharto.